Ahad 02 Jun 2019 15:33 WIB

Puing-Puing Bangunan Sisa Kejayaan Rumah Makan di Pantura

Kehadiran jalan Tol Cipali mengakhiri masa kejayaan rumah makan di jalur Pantura

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nidia Zuraya
Puing-puing rumah makan di Jalan Raya Sukamandi, Subang, jalur Pantura setelah gulung tikar beberapa tahun lalu, Ahad (2/6).
Foto: Republika/Fuji E Permana
Puing-puing rumah makan di Jalan Raya Sukamandi, Subang, jalur Pantura setelah gulung tikar beberapa tahun lalu, Ahad (2/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Sepanjang jalur Pantura yang melewati wilayah Subang dan Indramayu banyak rumah makan yang bangkrut. Di samping kanan dan kiri jalan nampak pemandangan puing-puing bangunan rumah makan yang sudah terbengkalai.

Mereka kehilangan pelanggan sejak pemudik lebih memilih lewat Jalan Tol Cipali ketimbang jalur Pantura. Hingga akhirnya rumah-rumah makan tersebut gulung tikar. Kini yang tersisa tinggal puing bangunan sisa kejayaan rumah makan di jalur Pantura.

Baca Juga

Dulu jalur Pantura adalah jalan utama yang menghubungkan kota-kota besar di Pulau Jawa. Rumah makan besar dan kecil berjejer di sepanjang jalan tersebut.

Setiap musim arus mudik dan arus balik, mereka kebanjiran pelanggan. Namun kini nasib berbalik, masa kejayaan mereka diakhiri oleh Jalan Tol Cipali.

photo
Puing-puing rumah makan di Jalan Raya Sukamandi, Subang, jalur Pantura setelah gulung tikar beberapa tahun lalu, Ahad (2/6).

Raid (67 tahun), warga Desa Sukamandi Jaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang mengatakan, di Jalan Raya Sukamandi di jalur Pantura banyak rumah makan dan warung kecil yang gulung tikar. Rumah makan Resto Segar Rasa yang menjual ayam bakar dan seafood sudah tutup sejak tiga tahun yang lalu.

"Restoran ini sudah tutup tiga tahun yang lalu tepatnya setelah ada Jalan Tol Cipali," kata Farid saat ditemui Republika di Jalan Raya Sukamandi, Ahad (2/6).

Ia menuturkan, sebelum ada Jalan Tol Cipali banyak mobil pribadi yang lewat jalur Pantura. Mereka mampir di rumah makan dan warung-warung kecil. Namun, setelah Jalan Tol Cipali dibuka, satu per satu rumah makan dan warung-warung kecil gulung tikar.

Bahkan pedagang asongan yang menggantungkan hidup di jalur Pantura ikut terdampak Jalan Tol Cipali. Mereka tidak bisa lagi berjualan seperti dulu saat banyak bus penumpang dan mobil pribadi melintasi jalur Pantura.

"Sekarang mobil pribadi lewat jalan tol semua makanya banyak rumah makan yang tutup, pedagang asongan juga banyak yang terkena dampaknya, pokoknya pas Cipali dibuka langsung banyak yang bangkrut, mobilnya enggak ada yang lewat sini," jelas Farid.

Ujang (47) warga Desa Ciasem Hilir, Kecamatan Ciasem menuturkan hal serupa tentang bekas kejayaan rumah makan di Jalan Raya Sukamandi, jalur Pantura. Dulu di Rumah Makan Kota Sari banyak aneka makanan seperti baso, mie ayam dan masakan-masakan. Banyak bus-bus yang membawa penumpang berhenti di sana.

"Tapi setelah ada Jalan Tol Cipali, banyak rumah makan yang bangkrut, Rumah Makan Tojoyo, Rumah Makan Srikandi, banyak rumah makan lainnya yang juga tutup," kata Ujang pemilik bengkel tambal ban di Jalan Raya Sukamandi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement