Ahad 02 Jun 2019 18:13 WIB

Cerita Mien Uno Pernah Minta Ani Jadi Presiden

Ani hanya tersenyum ketika ditanya kesediaannya menjadi presiden.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Teguh Firmansyah
Alm Ani Yudhoyono di Cikeas.Suasana penjagaan peti Almarhum Ani Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Ahad (2/5).
Foto: Fakhri Hermansyah
Alm Ani Yudhoyono di Cikeas.Suasana penjagaan peti Almarhum Ani Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Ahad (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibunda calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Salahuddin Uno, Mien Uno ikut menghadiri persemayaman terakhir jenazah istri Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudoyono (SBY) Kristina Herrawati (Ani Yudhoyono) sebelum dimakamkan ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Mien menceritakan bahwa dirinya pernah meminta Ani menjadi presiden.

"Pada 2007 saya bilang sama Bu Ani, 'Ibu, kami perempuan Indonesia ingin sekali ada presiden perempuan Indonesia yang baru, smart and elegan.' Terus saya bilang, 'Kalau Bapak (SBY) masa (jabatan) presidennya sudah selesai, ibu berkenan enggak?'," kata Mien kepada wartawan.

Baca Juga

Mien mengatakan usai mendengar hal itu, Ani hanya tersenyum. Ia juga memuji sosok Ani yang dinilai sangat cerdas dan memperhatikan hal detail. Hal itu dibuktikan dengan bagaimana dirinya mencatat setiap kegiatan suaminya.

"She is so smart dan dia itu sangat detail. Kalau Bapak (SBY) ke mana-mana dia selalu mencatat. Terus saya tanya, 'Buat apa sih Bu dicatat?' Beliau bilang kalau Bapak banyak tanya, kalau Bapak lupa saya kasih catatan," kata Mien.

photo
Alm Ani Yudhoyono di Cikeas.Sejumlah tamu sholat jenazah di depan peti Almarhum Ani Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Ahad (2/5).

Mien mengungkapkan, bahwa ia pernah berkesempatan menengok Ani di National University Hospital, Singapura. Saat itu ia mengaku menangis lantaran khawatir dengan kesehatan Ani akan terus menurun. 

Selain itu ia juga memuji hubungan yang terjalin antara SBY dan Ani. Ia mengibaratkan bahwa hubungan keduanya seperti satu tarikan nafas. "SBY untuk Ani, Ani untuk SBY," katanya, Ahad (2/6).

Sebelumnya SBY mengungkapkan detik-detik dirinya mendampingi Ani pada saat Ani menghembuskan nafas terakhir. DIrinya juga sempat menyatukan air matanya dengan air mata yang keluar dari sudut mata Ani pada saat dirinya membacakan doa.

Ani dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Sejumlah kerabat dan keluarga sebelumnya juga turut hadir memberi penghormatan terakhir kepada wanita lulusan sarjana ilmu politik Universitas Terbuka itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement