Jumat 07 Jun 2019 04:06 WIB

Menikmati Suasana Klasik di Museum Batik Pekalongan

Museum Batik menempati gedung peninggalan Belanda yang sudah berdiri sejak 1906.

Rep: Adinda Priyanka/ Red: Andi Nur Aminah
Museum Batik, salah satu destinasi wisaata yang patut dikunjungi saat berada di Kota Pekalongan.
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Museum Batik, salah satu destinasi wisaata yang patut dikunjungi saat berada di Kota Pekalongan.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Berkunjung ke Pekalongan tak lengkap rasanya jika tidak melihat koleksi batik dari berbagai daerah di Museum Batik. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota, tepatnya berada di Jalan Jatayu No 3 Panjang Wetan, Pekalongan Utara.

Nuansa klasik sudah terasa sejak melihat penampakan depan Museum Batik. Sekuntum bunga menghiasi tulisan ‘Museum Batik’ yang bertengger di atas pintu masuk. Cat bangunan pun didominasi dengan warna coklat muda dan coklat tua.

Baca Juga

Museum Batik menempati gedung peninggalan Belanda yang sudah berdiri sejak 1906. Sebelumnya, bangunan tersebut sempat difungsikan sebagai kantor administrasi pabrik gula zaman Belanda yang kemudian beralih fungsi sebagai Balai Kota Pekalongan hingga menjadi Museum Batik pada 2006.

Pengunjung tidak perlu kebingungan saat berada di Museum Batik. Sebab, terdapat empat guide tour atau pemandu wisata yang akan memberikan penjelasan mengenai sejarah museum dan batik. Dengan senang hati, mereka juga akan menjawab pertanyaan para pengunjung.

photo
Sejumlah turis asing asal Republik praktek membuat batik di Museum Batik Pekalongan, Jawa Tengah.

Deni Pudjianto, pemandu di Museum Batik Pekalongan, menjelaskan, museum dibuka setiap hari mulai dari pukul 08.00 WIB hingga 15.00 WIB. Pada Lebaran tahun ini, museum hanya tutup pada dua hari Idul Fitri, yaitu Rabu (5/6) dan Kamis (6/6). "Sisanya, kami tetap buka," ujarnya kepada Republika, Ahad (2/6).

Setiap harinya, Museum Batik bisa mendapatkan kunjungan 100 hingga 150 orang. Bahkan, saat akhir pekan atau tanggal merah, jumlah pengunjung dapat mencapai 200 orang.

Menurut Deni, berdirinya Museum Batik ini merupakan kerja sama dari berbagai pihak. Di antaranya Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Yayasan Batik, Paguyuban Berkah, Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan dan Asmoro Damais yang merupakan kurator pertama museum.

Museum yang memiliki luasan sekitar 300 meter persegi tersebut diresmikan oleh Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 12 Juli 2006. SBY beserta sang istri, mendiang Ani Yudhoyono, juga ikut menghibahkan beberapa koleksi batiknya yang kini dipajang di salah satu ruangan.

Deni menambahkan, Museum Batik memiliki setidaknya 1.200 koleksi kain batik. Tapi, hanya 200 di antaranya yang dipamerkan dalam setahun. "Tahun depan akan berganti tema lagi, sehingga koleksi yang ditampilkan akan berbeda," ucapnya.

 photo
Museum Batik, salah satu destinasi wisaata yang patut dikunjungi saat berada di Kota Pekalongan.

Untuk melihat koleksi batik di Museum Batik, pengunjung cukup mengeluarkan uang Rp 5.000 per orang. Bahkan, untuk anak-anak dan pelajar, hanya perlu membayar Rp 1.000 per orang.

Dengan tarif tiket murah dan lokasi strategis membuat Museum Batik dapat menjadi salah satu destinasi wisata yang patut dikunjungi saat mudik ke daerah Pekalongan. Baik itu untuk menambah pengetahuan tentang batik ataupun sekadar berfoto dengan koleksi batik yang menawan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement