REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Sumbar, Shofwan Karim mengimbau generasi muda agar tidak mengisi akhir Ramadhan atau pada malam takbiran dengan perbuatan negatif. Seperti konvoi motor, bermain petasan sampai berkumpul-kumpul sampai larut malam. Menurut Shofwan, generasi muda harusnya bisa menjadi penggerak hal-hal positif seperti memberikan santunan kepada anak yatim, kalangan masyarakat miskin dan orang terlantar.
"Kan masih banyak anak-anak yatim, masyarakat miskin dan terlantar. Kalangan muda bisa menjadi sponsor untuk memberikan santunan," kata Shofwan kepada Republika, Senin (3/6).
Shofwan mengingatkan penghujung Ramadhan bukan ajang untuk melepaskan segala kehendak yang dibelengu selama satu bulan. Ia menilai, umat Islam termasuk kalangan muda boleh saja berbahagia dan merayakan hari raya Idul Fitri dengan saling berkunjung bersama-sama. Namun menurut dia momen kebahagiaan ini harus tetap dalam koridor supaya tidak menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat.
Shofwan berharap tidak ada kalangan muda yang kebut-kebutan di jalanan pada malam takbiran. Begitu juga dengan memainkan petasan.
"Jangan sampai melewati batas. Gembira boleh, tapi jangan yang sampai menimbulkan masalah," ujar Shofwan.
Shofwan mengatakan pimpinan pusat Muhammadiyah sudah menetapkan hari raya Idul Fitri jatuh pada Rabu (5/6). Ia berharap antara ketetapan PP Muhammmadiyah dengan pemerintah tidak ada perbedaan hari perayaan Idul Fitri. Apalagi saat jatuhnya 1 Ramadhan ini tidak ada perbedaan hari antara versi pemerintah dengan Muhammadiyah.