Senin 03 Jun 2019 20:25 WIB

Asosiasi Konsumen Malaysia: Muslim Jangan Utang demi Lebaran

Muslim diminta menyikapi kebutuhan Hari Raya Lebaran dengan bijak.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Jamuan kuliner khas Indonesia untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Foto: Republika/Citra Listya Rini
Jamuan kuliner khas Indonesia untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri.

REPUBLIKA.CO.ID, JOHOR BAHRU -- Muslim diminta bersikap moderat dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri dan tidak berutang untuk menutupi biaya kebutuhan. Dalam menyuarakan peringatan ini, ketua Asosiasi Gerakan Konsumen Johor Md Salleh Sadijo meminta umat Islam menyadari bahaya meminjam uang untuk membeli barang-barang bagi keluarga untuk Hari Raya.

"Bersikaplah bijaksana dan hindari meminjam uang yang akan membuat masalah.  Setelah perayaan selesai, ingatlah Anda harus membayar kembali atau konsekuensinya bisa mengerikan," kata Salleh dilansir dari The Star, Senin (3/6).

Baca Juga

Saran Salleh datang di tengah meningkatnya kekhawatiran beberapa Muslim yang melakukan pinjaman. Ini terutama dari kelompok berpenghasilan rendah yang menggunakan pinjaman dari rentenir untuk merayakan Hari Raya.

Kepala biro pengaduan publik MCA Johor Baru Michael Tay mengatakan, sebagian besar mereka yang berutang berasal dari kelompok berpenghasilan rendah dan bekerja sebagai penjaga keamanan, pengemudi, dan pekerja serabutan. "Mereka tidak punya pilihan lain selain meminjam dari rentenir karena bank tidak akan memberi mereka pinjaman," ucap Tay.

Ia memiliki 10 kasus orang meminjam uang dari rentenir, dengan jumlah bervariasi antara 5.000 ringgit dan 10 ribu ringgit. Tay menyatakan mereka yang meminta bantuan mengatakan permohonan mereka untuk pinjaman pribadi dari bank ditolak.

Tay mengungkapkan, bank memiliki pedoman mereka dalam hal seperti itu, dan karenanya tidak dapat disalahkan atas situasi tersebut. "Beberapa peminjam meminta dari keluarga dan teman-teman, tetapi ketika ditolak mereka beralih ke rentenir.  Mereka butuh uang untuk membeli pakaian dan kebutuhan lain untuk keluarga mereka untuk Hari Raya Idul Fitri dan putus asa," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement