Senin 03 Jun 2019 19:43 WIB

Pemerintah: Idul Fitri Jatuh pada Rabu 5 Juni 2019

Penetapan 1 syawal pada Rabu 5 Juni dari posisi hilal yang masih di bawah ufuk.

Rep: Muhyiddin/ Red: Teguh Firmansyah
Warga ikut memantau posisi hilal di kantor observatorium Tgk Chiek Kuta Karang Kementerian Agama Aceh, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Senin (3/6/2019).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warga ikut memantau posisi hilal di kantor observatorium Tgk Chiek Kuta Karang Kementerian Agama Aceh, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Senin (3/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama mengumumkan hasil sidang isbat penentuan 1 Syawal 1440 Hijriah atau jatuhnya Hari Raya Idul Fitri 2019 yang telah dilakukan di Auditorium HM Rasjidi, Kementerian Agama, Senin (3/6). Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengumumkan bahwa Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Rabu (5/6) lusa.

Lukman menjelaskan, penetapan tersebut didasarkan pada pemaparan posisi hilal didasarkan pada posisi hilal berada di minus 1,26 menit sampai -0,5 menit. "Itu artinya dari seluruh wilayah tanah air kita posisi hilal berada di bawah ufuk," ujar Lukman saat konferensi pers usai memimpin sidang isbat.

Baca Juga

Selain itu, dasar penetapan 1 Syawal 1440 Hijriah tersebut juga didasari dari pantauan petugas rukyatul hilal yang ditempatkan di 105 titik di seluruh Indonesia tidak ada yang melihat hilal. "Setidaknya ada 33 perukyat dari 33 provinsi yang menyatakan bahwa tidak satupun dari mereka yang berhasil melihat hilal," ucap Lukman.

Berdasarkan dua hal itu, menurut dia, masyarakat Muslim Indonesia berarti masih harus menjalankan ibadah puasa pada Selasa (4/6) besok. "Maka Bulan Ramadhan tahun ini digenapkan menjadi 30 hari. Itu artinya besok kita masih berpuasa. Dan 1 Syawal jatuh pada Hari Rabu 5 juni 2019. Itulah hasil sidang isbat kira kali ini," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement