Senin 03 Jun 2019 22:55 WIB

KA Walahar dan Jatiluhur tak Lagi Berhenti di Kemayoran

Perubahan pola operasi KA Walaha dan Jatiluhur berlaku mulai 8 Juni.

Ilustrasi rel kereta api.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi rel kereta api.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT KAI Daop 1 Jakarta melakukan perubahan pola operasi terhadap dua kereta api lokal. Dua kereta itu yakni KA Walahar dan KA Jatiluhur. KA Walahar relasi Tanjung Priok-Purwakarta dan KA Jatiluhur relasi Tanjung Priok-Cikampek (PP) per 8 Juni 2019 tidak berhenti di stasiun Kemayoran.

"Terhitung hari ini PT KAI Daop 1 Jakarta mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terkait perubahan pola operasi KA Lokal di Stasiun Kemayoran. Hal ini kami lakukan guna mengedepankan keselamatan naik-turun penumpang di stasiun ini," kata Senior Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Eva Chairunisa.

Baca Juga

Adapun bentuk perubahan pola operasi adalah, mulai 8 Juni 2019 mendatang KA Walahar dengan tiga perjalanan per hari dan KA Jatiluhur dengan empat perjalanan per hari tidak akan berhenti di Stasiun Kemayoran seperti biasanya. Dengan adanya perubahan pola operasi ini, PT KAI Daop 1 Jakarta akan mulai menghentikan penjualan tiket dari dan menuju Stasiun Kemayoran setelah perubahan pola operasi dilakukan.

Dengan adanya perubahan pola operasi tersebut, calon penumpang dari Jakarta yang ingin menuju Purwakarta dan Cikampek dan sebaliknya dengan KA Walahar dan Jatiluhur dapat melalui stasiun Tanjung Priok, Cikarang, dan Tambun.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement