REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, Pemerintah Cina terus menutup-nutupi tragedi berdarah yang terjadi pada 4 Juni 1989 di Lapangan Tiananmen. Padahal, tak dapat dimungkiri bahwa terjadi kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap demonstran pro-demokrasi dalam peristiwa tersebut.
“Pemerintah Cina tidak hanya tidak berencana untuk bertobat atas kesalahan masa lalu, tapi juga terus menutupi kebenaran,” kata Tsai melalui akun Facebook pribadinya pada Selasa (4/6), menjelang peringatan 30 tahun peristiwa Tiananmen.
Dalam unggahan yang disertai foto dirinya sedang memegang lilin, Tsai juga menyatakan keprihatinan atas erosi kebebasan Cina di Hong Kong. Hal itu kemudian dia bandingkan dengan apa yang diperjuangkan Taiwan.
“Taiwan pasti akan membela demokrasi dan kebebasan. Terlepas dari ancaman dan infiltrasi, selama saya menjadi presiden, Taiwan tidak akan tunduk pada tekanan,” ujarnya.