Selasa 04 Jun 2019 16:14 WIB

Mengapa Pelaku Teror Lakukan Aksi di Bulan Suci?

Polisi menyebut ada kepercayaan melakukan aksi teror di Ramadhan dapat mati Syahid.

Polisi melakukan penjagaan saat penggeledahan rumah pelaku peledakan Pospam Kartasura di dusun Kranggan, Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (4/6/2019) dini hari.
Foto: Antara/Mohamad Ayudha
Polisi melakukan penjagaan saat penggeledahan rumah pelaku peledakan Pospam Kartasura di dusun Kranggan, Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (4/6/2019) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya bom bunuh diri terjadi di pos kepolisian di Kartasura saat jelang Hari Raya Idul Fitri.  Kepala Biro Penerangan Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, pelaku teror yang berbaiat kepada ISIS menganggap bila melakukan teror di Bulan Ramadhan, memiliki keistimewaan tersendiri karena bila dalam aksi tersebut mereka meninggal, maka mereka meninggal secara syahid.

"Ada kepercayaan di kelompok tersebut bahwa bila melakukan 'amaliyah' (aksi teror) di bulan Ramadhan, kalau mereka bomber, mereka meninggal dalam keadaan syahid," kata Brigjen Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Mereka pun menyasar markas polisi sebagai sasaran aksi teror karena merasa dendam dengan aparat khususnya Densus 88 Antiteror yang terus menangkap para anggota kelompok teroris.

Pada Senin (3/6) malam atau "H-2 Lebaran", terjadi peristiwa bom bunuh diri di Pos Pantau Lalu Lintas Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, yang dilakukan oleh pemuda 22 tahun berinisial RA.

RA diketahui terpapar paham radikal ISIS. Belum ada dugaan RA terlibat kelompok teroris tertentu.  Beberapa tahun lalu, kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi ke ISIS, melancarkan aksinya di markas-markas polisi, beberapa saat sebelum Lebaran.

Pada 2016, terjadi peristiwa bom bunuh diri sehari sebelum perayaan Idul Fitri. Tepatnya pada Selasa 5 Juli 2016, pelaku bernama Nur Rohman aksi bom bunuh diri di Mapolres Kota Surakarta.

Kemudian pada 2017, tepatnya Ahad 25 Juni 2017 dini hari, selang beberapa jam sebelum perayaan Idul Fitri 2017, dua pelaku bernama Ardial Ramadhan dan Syawaluddin Pakpahan menyerang pos penjagaan di Mapolda Sumatera Utara.

Seorang polisi gugur dalam insiden itu. Ardial akhirnya meninggal di lokasi kejadian setelah ditembak polisi.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement