REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan permohonan maaf lantaran belum melayat atas meninggalnya ibu negara keenam RI Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono. JK mengaku selama 10 hari ini menjalani perawatan gangguan usus di rumah sakit.
Karena itu juga, ia hanya mengutus istrinya, Mufidah Jusuf Kalla untuk bertakziyah secara langsung kepada Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan keluarga. JK memang diketahui tak hadir dalam upacara militer pemakaman Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Ahad (2/6) lalu.
"(Saya) minta maaf tidak sempat kita berbicara, karena saya 10 hari di rumah sakit, perawatan usus," ujar JK di rumah dinas Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (4/2).
"Ada beberapa momen yang saya hanya mengutus, meminta Ibu (Mufidah) mewakili untuk wafatnya Bu Ani, Bu Mufidah hadir," katanya.
JK pun kembali menyampaikan duka cita atas wafatnya Ani Yudhoyono. JK menyebut hubungan dirinya begitu erat, baik dengan SBY maupun Ani Yudhoyono. Karenanya, ia memastikan akan segera menemui langsung SBY jika kesehatannya telah pulih.
"Insya Allah kalau saya sudah pulih betul, pasti (menemui SBY), bagaimanapun Ibu Ani tugas (sebagai) ibu negara waktu saya bersama-sama dengan Pak SBY dan saya wakilnya. Jadi kita mempunyai hubungan yang sangat erat," ujar JK.
Sebelumnya, JK menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnyanya Ani Yudhoyono melalui pernyataan yang disampaikan oleh istrinya, Mufidah Jusuf Kalla. JK juga tak nampak hadir takziyah ke rumah SBY di Cikeas, namun hanya diwakili Mufidah Jusuf Kalla.
Begitu juga, JK tak hadir dalam prosesi pemakaman Ani Yudhoyono di TMP Kalibata, Jakarta Selatan yang dilakukan dengan upacara militer yang dipimpin langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sejumlah tokoh hingga pejabat negara hadir dalam upacara pemakaman tersebut, antara lain Presiden Ketiga RI BJ Habibie, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden ke-11 RI Budiono, Wakil Presiden keenam RI Tri Sutrisno, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan sejumlah menteri.