REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah Konstantinopel di taklukkan dan diubah menjadi Istanbul pada 1453, barulah Ottoman membangun pangkalan angkatan laut resminya di sisi utara Golden Horn atau wilayah Istanbul yang kini masuk daratan Eropa yang dikenal sebagai Galata, seperti diinginkan oleh Sultan Mahmud. Meski demikian, Gallipoli terus menjadi pangkalan armada laut Ottoman yang penting sampai tahun 1515, menjelang akhir kekuasaan Sultan Selim I.
Sultan Selim I memperkuat Pangkalan Angkatan Laut di Galata, Istanbul, k rena dia ingin angkatan perang Ottoman tak hanya garang di daratan, namun juga perkasa di lautan. Setelah pulang dari kampanye perang Caldiran, Selim menyatakan keinginannya itu kepada Patih Kerajaan Piri Mehmed Pasha.
‘’Jika para kalajengking (Kristen) bisa menguasai lautan dengan kapal-kapal mereka, jika bendera Penguasa Venesia, paus, dan raja-raja Prancis dan Spanyol dikibarkan di pantai-pantai Thrace, ini semua karena toleransi kita. Aku ingin angkatan laut yang sangat kuat dan dengan jumlah kapal yang banyak,’’ kata Sultan Selim I seperti diceritakan dalam buku The History of the Ottoman States.
Maka, Mehmed Pasha pun menanggapinya sebagai berikut. ‘’Yang Mulia, Anda baru saja mengatakan apa yang sebenarnya akan saya usulkan. Perintah untuk membangun armada angkatan laut dengan 500 kapal segera dilaksanakan. Orang Prancis akan ketakutan ketika mendengar kabar ini. Sebelum galangan kapal rampung, sebelum 40 kapal galley kita turunkan ke laut, Anda akan melihat bahwa mereka akan datang memohon pembaruan perjanjian damai dan pembayaran upeti. Dengan cara ini maka semua ongkos yang kita keluarkan akan dipenuhi dari upeti itu.’’
Setelah pertemuan itu, Ottoman membangun galangan kapal perang dari wilayah Galata sampai ke Sungai Kagithane di bawah pengawasan Laksamana Ja’far yang rampung pada 1515. Sebanyak 150 kapal dipesan pada berbagai galangan itu.
Setiap kapal membutuhkan biaya pembangunan 50 ribu koin emas. Sejak itu, wilayah Golden Horn resmi menjadi pusat pembangunan kapal dan markas administrasi angkatan laut Ottoman.
Mimpi menguasai Eropa Sejak itu pula, Sultan Selim dan para penerusnya mempunyai kebijakan penguasaan Mediterania dan Laut Hitam sebagai fokus utama, kemudian baru dominasi di Laut Merah dan Samudra Hindia. Ketika Selim mulai memperluas kekuasaanya ke selatan, ke Suriah dan Mesir pada awal abad ke-16, muncul keinginannya yang lebih besar lagi yang diungkapkannya kepada ilmu wan terkemuka Kemal Pasha zade.
‘’Aku ingin meningkatkan jumlah armada kapal perang sampai 300 buah. Mereka harus dikerahkan sampai hisar Kagithane. Aku ingin menguasai negara-negara Eropa,’’ kata Selim.
Kemal Pashazade pun mengamini bahwa untuk memperkuat negara memang dibutuhkan kekuatan maritim. Dikuasainya Suriah dan Mesir dianggap Selim sebagai batu loncatan untuk menguasai Pulau Rhodes yang terletak di dekat daratan Turki di bagian timur Laut Aegea.
Rhodes yang dikuasai oleh para ksatria Saint-John Hospitaller merupakan benteng pertahanan sangat kuat dan menjadi basis untuk melindungi para jemaat Kristen Eropa yang ingin berziarah ke Palestina.
Rhodes juga berfungsi sebagai tempat pengerahan ka pal-kapal perang untuk meng ganggu jalur pelayaran komersial Ottoman. Pulau itu bisa ditaklukkan oleh putra Selim, Sultan Sulaiman Sang Perkasa.
Pada masa Sultan Sulaiman dan dilanjutkan putranya, Sultan Selim II, pangkalan laut Galata terus di kem bangkan. Tiga tokoh yang memegang peran pen ting dalam pengembangan pang kalan Galata adalah Laksamana Guzelce Kasim Pasha, Khairuddin Barbarossa, dan Sokullu Mehmed Pasha.
Pada abad ke-16, fasilitas markas angkatan laut Ottoman terentang dari Azapka pisi sampai Haskoy. Pangkalan ini mempunyai galangan besar yang mampu membangun dan mereparasi 200 kapal perang, berbagai depot amunisi, studio desain, dan ge dung-gedung administratif, masjid, penjara bawah tanah, ruman pemandian, dan air mancur.
Dengan berbagai fasilitas ini, Pangkalan Angkatan Laut Istanbul yang juga dikenal sebagai Arsenal Maritim Galata menjadi pusat kekuatan maritim terkemuka di dunia yang hanya disaingi oleh Venesia. Sebagi gambaran, ketika ada 18 kapal galley dibangun di galangan Venesia pada 1583, ada 24 kapal perang galley kecil dan 36 galley dibangun di Galata.