REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan Pemerintah dan juga aparat keamanan tidak akan memberikan ruang bagi pelaku teror di Tanah Air. Hal itu disampaikan JK untuk merespons peristiwa bom bunuh diri di depan Pos Pantau Lalu Lintas Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (3/6) kemarin.
"Semua yang berbentuk teror tentu pasti pemerintah akan memberantasnya," ujar JK saat diwawancarai wartawan di rumah dinas Wapres Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (4/6).
Menurut JK, aparat kepolisian memiliki tugas terdepan dalam memberantas pelaku teror, termasuk menindak pelaku bom Kartasuara. JK juga secara khusus menyampaikan terimakasih atas tindakan aparat kepolisian saat peristiwa terjadi.
"Memang karena polisi yang di depan maka polisilah yang selalu menjadi juga tempat terdepan untuk mereka mengambil balasan gitu, membuat balasan. Tapi itu tugas polisi dan kita terima kasih kepada kepolisian yang telah berbuat sangat banyak untuk itu," kata JK.
Petugas Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara lokasi kejadian bom bunuh diri di Pospam Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (4/6/2019).
JK menilai peristiwa teror bom bunuh diri terjadi karena adanya ideologis radikal. Namun, ia menegaskan peristiwa tersebut tidak akan mempengaruhi masyarakat yang akan merayakan lebaran Idul Fitri 1440 H.
"Masyarakat sudah terbiasa dengan hal-hal yang sulit. Masyarakat tetap pada waktunya itu memahami itu dan saya yakin masyarakat tidak terpengaruh," kata JK.
Sebelumnya terjadi upaya bom bunuh diri di depan Pos Pengamanan I Tugu Kartasura pada Senin sekitar pukul 22.45 WIB.Peristiwa ledakan terjadi usai seorang tak dikenal menggunakan kaos berwarna hitam dan celana jeans serta memakai headset berjalan menuju Pos Pengamanan Tugu Kartasura.
Orang tersebut duduk di trotoar di depan pos. Lalu sepuluh menit kemudian terjadi ledakan di depan pos yang mengakibatkan orang tersebut luka-luka.