Selasa 04 Jun 2019 20:20 WIB

Aroma Harum yang Tercium saat Rasulullah SAW Isra dan Miraj

Aroma harum itu adalah wangi dari kuburan Siti Masyitoh dan anak-anaknya.

Gurun pasir.
Foto: Wordpress.com
Gurun pasir.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketika Rasulullah SAW berisra mi’raj tercium aroma sangat harum. Penasaran, Nabi bertanya kepada Malaikat Jibril, “Harum apakah itu wahai Jibril?’’ Malaikat Jibril menjawab, itu adalah wangi dari kuburan seorang perempuan shalihah bernama Siti Masyitoh dan anak-anaknya. Kisah perempuan yang memegang teguh kebenaran dan keimanan kepada Allah SWT ini diriwayatkan dalam hadis Ibnu Abbas.

Siapa Siti Masyitoh, perempuan shalehah yang dimaksud Malaikat Jibril? Ia hidup di zaman Firaun, si raja kejam yang menganggap dirinya sebagai tuhan. Di sekitar Firaun ternyata ada beberapa orang dekat yang diam-diam beriman kepada Allah dan Nabi Musa AS. Mereka mengikuti tuntunan Kitab Taurat.

Orang-orang terdekat itu adalah Siti Aisyiah, yaitu istri dari Firaun, dan Siti Masyitoh yang mengurus anak Firaun. Seorang lagi bernama Hazaqil. Ia adalah pembuat peti, tem pat Musa balita ditaruh utuk kemudian dihanyutkan di sungai. .

Di istana, Hazaqil menjadi orang kepercayaan Firaun. Ia menikah dengan Siti Masyitoh. Suatu hari terjadi perdebatan sengit antara Firaun dengan Hazaqil. Firaun menjatuhkan hukuman mati kepada ahli sihir yang menyatakan beriman ke pada Nabi Musa. Keputusan tersebut ditentang keras oleh Hazaqil.

Sikap tersebut membuat Firaun curiga. Jangan-jangan Hazaqil selama ini beriman pula kepada Nabi Musa. Atas sikap Hazaqil itu, Firaun mengganjarnya dengan hukuman mati. Hal itu tak membuat Hazaqil takut. Ia tetap yakin Tuhan yang diimani- Nya tidak ada yang lain, kecuali Allah.

Suami Siti Masyitoh ini ditemukan meninggal dengan kondisi mengenaskan. Tangannya terikat di pohon kurma, tubuhnya penuh dengan tusukan anak panah. Masyitoh sangat sedih melihat kondisi suami nya. Namun ia bersabar dan berserah diri kepada Allah. Ia berkeluh kesah ke istri Firaun, Siti Aisyiah.

Aisyah pun memberikan nasihat agar Masyitoh dan anak-anaknya sabar. Namun, ia bisa membaca isyarat dari Siti Masyitoh yang beriman kepada Allah. Di akhir nasihatnya, Aisyiah mengatakan bahwa se lama ini dia juga beriman kepada Allah, tapi menyembunyikan dihadapan suaminya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement