REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sepanjang Ramadhan hingga malam takbir Pemerintah Kota Sukabumi, Jawa Barat memprediksi perputaran uang di Kota Sukabumi, Jawa Barat mencapai triliunan rupiah. Tingginya perputaran uang selama Ramadhan dikarenakan daerah ini merupakan pusat perdagangan di Jawa Barat (Jabar).
"Untuk data pastinya saya belum mendapatkan laporan, tetapi melihat intensitas warga yang berbelanja bahkan tidak hanya dari dalam Kota Sukabumi saja diperkirakan perputaran uangnya mencapai triliunan rupiah," kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi di Sukabumi, Selasa (4/6).
Menurutnya, sejak awal Ramadhan pusat perdagangan seperti pasar tradisional dan pasar modern tidak henti-hentinya dipadati konsumen yang awalnya hanya membeli bahan makanan dan minuman untuk menjalani ibadah puasa.
Tetapi, mendekati lebaran warga yang datang ke lokasi perbelanjaan membeli berbagai macam pakaian untuk dipakai di Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriyah. Puncaknya pada malam takbiran ini, ribuan warga memadati pusat-pusat perbelanjaan mulai dari Jala RE Martadinatam, Achmad Yani hingga Ciwangi.
Warga yang berbelanja pun ternyata tidak hanya dari dalam Kota Sukabumi saja tetapi ada yang dari Cianjur, Kabupaten Sukabumi hingga Banten. Tentunya momen ini pun dimanfaatkan pedagang kaki lima (PKL) musiman untuk meraup keuntungan.
Dari pantauan di lokasi berbagai jenis pakaian dijual PKL musiman tersebut dari yang Rp10 ribu hingga Rp100 ribu. Bahkan pada pukul 23.00 WIB pedagang mulai mengobral barang dagangannya dengan diskon hingga 75 persen lebih.
Tidak hanya penjual pakaian pakaian, pedagang bunga potong pun tidak ingin kalah untuk meraup rejeki di hari kemanangan ini. Bahkan, omset atau keuntungan bersih pedagang rata-rata hingga Rp3 juta.
Pedagang yang menjajakan barang dagangannya tersebut tidak hanya dari Sukabumi bahkan ada yang datang sengaja dari Padang, Sumatera Barat dan Sumatera Utara serta beberapa dari DKI Jakarta dan Kabupaten Sukabumi.
Seperti pedagang pakaian Azwar warga DKI Jakarta mengatakan, barang dagangannya tersebut berasal dari Pasar Tanah Abang Jakarta. Dirinya sudan sepekan berjualan di Kota Sukabumi dengan keuntungan rata-rata perharinya hingga Rp 3 juta.
"Setiap tahun saya datang ke Sukabumi karena bagus konsumennya serta pakaian yang saya jual selalu laris," katanya.