Rabu 05 Jun 2019 20:59 WIB

Warga Palu Berdoa untuk Korban Likuifaksi

Pengungsi yang hadir memanjatkan doa dengan khusyuk dan penuh keikhlasan.

Seorang ibu sambil menggendong anak, menaburkan bunga di tempat hilangnya anggota keluarga mereka di lokasi bekas terdampak likuifaksi di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah.
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Seorang ibu sambil menggendong anak, menaburkan bunga di tempat hilangnya anggota keluarga mereka di lokasi bekas terdampak likuifaksi di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Ratusan warga Palu, Sulawesi Tengah menghadiri kegiatan Gema Doa Arwah untuk korban likuifaksi di Kelurahan Balaroa di ruas Jalan Manggis, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat Kota Palu, Rabu sore (5/6).

Kegiatan yang dipimpin Habib Soleh bin Abu Bakar Alaydrus atau Habib Rotan itu dirangkaikan dengan zikir, doa dan shalat magrib bersama. Tampak warga di sekitar kawasan bencana likuifaksi dan pengungsi yang hadir memanjatkan doa dengan khusyuk dan penuh keikhlasan untuk para korban yang meninggal.

"Kita niatkan mengirimkan doa-doa yang kita panjatkan untuk para korban yang meninggal saat bencana di Balaroa," ujar Habib Rotan

Menurutnya, kegiatan semacam itu penting dilakukan sesering mungkin bahkan dijadwalkan setiap hari raya Idul Fitri pada tahun-tahun berikutnya.

"Jangan hanti-henti kita kirimkan doa. Tiap Lebaran kita adakan doa bersama untuk para korban bencana. Tempat ini kita akan selalu pakai untuk doa bersama,"u

Ulama kharismatik yang juga pimpinan Majelis Zikir Nurul Khairat itu menjelaskan jika para korban bencana yang meninggal kini hanya membutuhkan kiriman doa dari masyarakat terutama dari keluarga yang masih hidup.

Dalam kesempatan itu ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah itu untuk aktif berperan menjaga keamanan Kota Palu dan mencegah perbuatan-perbuatan yang melanggar norma-norma agama.

"Ada kata-kata dari paranormal katanya Palu mau tenggelam. Jangan dihiraukan. Di manapun kita akan mati. Saya minta tolong kepada semuanya kita cegah perbuatan maksiat di daerah kita agar daerah kita terhindar dari azab Allah SWT,"tuturnya.

Sementara itu salah satu jamaah, Sandi mengatakan sangat bersyukur dapat menghadiri kegiatan tersebut. Apalagi pascabencana 28 September 2018 makin banyak kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan di Kota Palu.

"Saya bersyukur melihat makin banyak masyarakat yang antusias hadir dan mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan seperti kegiatan ini," katanya.

Dia berharap pascamusibah 28 September 2018 itu, memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat dan para pemangku kebijakan agar makin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat yang dapat mengundang datangnya bala.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement