Rabu 05 Jun 2019 23:46 WIB

Bom Kartasura, Kapolda: Kaum Muda Rentan Terkena Radikalisme

Kapolda Jateng mengingatkan kaum muda agar berhati-hati gunakan medsos.

Petugas Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara lokasi kejadian bom bunuh diri di Pospam Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (4/6/2019).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Petugas Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara lokasi kejadian bom bunuh diri di Pospam Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (4/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO— Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, menyatakan paham radikalisme rentan menyerang kaum muda melalui media sosial.

"Kaum radikal ini bisa masuk melalui media sosial, sangat rentan kepada warga kita terutama kaum muda dan anak-anak," katanya di Solo, Rabu (5/6).

Baca Juga

Oleh karena itu, dia mengimbau kepada orang tua, guru, ustaz, kiai, dan kepala sekolah agar mengawasi anak serta para siswanya agar terhindar dari ajaran radikalisme.

Dia mengatakan seperti yang terjadi pada peledakan di Simpang Tiga Tugu Kartasura pada Senin (3/6) malam, ternyata pelaku merupakan sosok yang sangat tertutup dalam kesehariannya.

"Orang tuanya saja tidak tahu. Katanya pergi ikut pengajian, setelah kami lakukan pengecekan ternyata dia tidak berangkat ke pengajian," katanya.

Terkait dengan ajaran radikalisme yang diperoleh pelaku peledakan melalui media sosial tersebut, dikatakannya, sempat ditularkannya kepada keluarga.

"Ibunya, kakaknya diajak semua untuk mengikuti ajaran itu tetapi tidak ada yang mau. Mereka paham bahwa itu ajaran tidak benar," katanya.

Sementara itu, dia berharap agar seluruh pihak mewaspadai bahwa radikalisme bukan hanya masuk dari orang per orang dan bukan hanya melalui pikiran kelompok.

"Ternyata paling efektif masuk melalui media sosial. Sebagai orang tua harus perhatikan anak-anaknya. Sudah saya sampaikan ke orang tua pelakunya juga," katanya.

Terkait dengan pelaku peledakan di Kartasura, dikatakannya, setelah lulus sekolah menengah atas pelaku berinisial RA tersebut tidak bekerja.

"Dia hanya minta uang untuk membeli beberapa bahan elektronik untuk merakit ledakan-ledakan kecil. Perakitannya juga dilakukan di kamar dia sendiri," katanya.

 

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement