Jumat 07 Jun 2019 05:00 WIB

Saudi Bayar 1,6 M Riyal Keliru 1 Syawal? Ini Fakta Elwatan

Kabar Saudi bayar kafarat 1,6 M koreksi 1 Syawal tidak benar.

Mencari Hilal/Ilustrasi
Foto: AP/Joshua Paul
Mencari Hilal/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Beberapa hari terakhir beredar pesan berantai  di berbagai platfor media sosial yang menginformasikan bahwa Arab Saudi membayar kafarat sebesar 1,6 miliar riyal atas keselahan penetapan 1 Syawal 1440 Hijriyah. 

Pesan tersebut mengutip laman Alarabiya dengan redaksi sebagai berikut: “Anggota Komite Fikih Islam Saudi, Muhammad an-Nujaimi, dalam pernyataannya kepada Channel Alarabiya, bahwa Kerajaan Arab Saudi telah membayar kafarat sebesar 1,6 miliar riyal karena kesalahan menetapkan Idul Fitri. Sementara itu, Organisasi Astronomi Jeddah menegaskan, hasil pantauan tersebut bukanlah hilal 1 Syawal melainkan Planet Saturnus, sebab kekeliruan itulah, warga Saudi tak berpuasa sehari, sebelum waktu yang semestinya. Disebutkan, ini bukan kali pertama Arab Saudi salah menentukan hilal Syawal. Menyusul kekeliruan ini, otoritas Saudi bertanggung jawab dan membayar kafarat 1,6 miliar riyal atas raykat Saudi, setelah penegasan Organisasi Astronomi Jeddah, bahwa yang berhasil terlihat pada Senin (3/6), adalah Planet Saturnus yang muncul di waktu tersebut dalam tahun ini di langit Saudi. Keberadaan Planet Saturnus tersebut sangat mungkin dilihat mata telanjang di sebagian wilayah Saudi. Sementara rukyat hilal 1 Syawal tidak mungkin secara mutlak terlihat di langit Saudi. Sebelumnya, Ketua Proyek Islam untuk Pantauan Hilal, Muhammad Syaukat Audah, merujuk pada hisab astronomi, mengatakan sebelum masuknya I Syawal, konjugasi terjadi sebelum terbenamnya matahari pada Kamis dan bulan akan menghilang di hari yang sama, setelah terbenamnya matahari di negara-negara Arab seluruhnya. Keduanya menegaskan hilal Syawal tidak akan terlihat pada hari itu, setelah terbenamnya matahari, baik dengan mata telanjang atau menggunakan teleskop karena dekatnya dengan cakrawala dan relati rendah cahayanya.“

Baca Juga

photo
Potongan berita Elwatan

Pesan tersebut lalu disertakan dengan link berita Elwatan. Sayangnya, justru yang beredar adalah penggalan redaksi di atas, dan tidak secara utuh mencantumkan penjelasan di badan berita pada link yang sama. Link berita Elwatan justru memberikan klarifikasi dan penjelasan tentang isu yang beredar viral di atas. 

Dewan redaksi Elwatan menegaskan bahwa isu di atas sama sekali tidak benar. Pencantuman Anggota Komite Fikih Islam, Muhammad an-Nujaimi, tidak berdasar, termasuk pencatutan wawancara dengan Alarabiya. Setelah Elwatan melakukan penelusuran, ternyata tidak ditemukan satu berita apapun tentang kabar tersebut.  Demikian pula, Elwatan melakukan pencarian di akun resmi media sosial Organisasi Astronomi Jeddah tidak terdapat pernyataan apapun menyangkut persoalan ini.  

Menurut laman berita Cairo24, berita tersebut merupakan berita daur ulang yang disebarkan lagi pada 2019, dengan mencatut Alarabiya. Pada 2011 memang terungkap bahwa Saudi membayar kafarat sebesar 1,6 miliar riyal atas kesalahan penentuan hilal 1 Syawal.

Disebutkan situs berita tersebut, sudah empat kali Saudi membayar kafarat dengan jumlah yang sama atas kekeliruan penetapan awal Syawal. Namun tidak dijelaskan pada tahun kapan sajakah pembayaran kafarat itu terjadi. Pembayaran kafarat tersebut pernah ditegaskan Syekh Muhammad bin Abdullah as-Sabil, salah satu Imam Masjid al-Haram dan anggota Dewan Ulama Senior Arab Saudi, dan anggota Perkumpulan Fikih Islam.

Dalam khutbahnya, sosok yang meninggal pada 17 Desember 2012 itu, menyatakan tentang pentingnya warga Saudi mengganti puasa mereka lantaran kesalahan penetapan awal Syawal.  

 

 

 

       

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement