Jumat 07 Jun 2019 11:23 WIB

Berburu Oleh-Oleh di Semarang

Dari tahu bakso, wingko babat hingga bandeng presto biasa menjadi pilihan.

Toko Bandeng Juwana, salah satu pusat oleh-oleh khas Semarang, yang ramai dikunjungi saat musim mudik Lebaran.
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Toko Bandeng Juwana, salah satu pusat oleh-oleh khas Semarang, yang ramai dikunjungi saat musim mudik Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Adinda Pryanka

Tidak lengkap rasanya jika pergi ke Semarang tanpa membeli buah tangan. Dari tahu bakso, wingko babat hingga bandeng presto biasa menjadi pilihan oleh-oleh para wisatawan ataupun pemudik dari Kota Atlas ini.

Salah satu pusat oleh-oleh yang banyak dikunjungi adalah Toko Bandeng Juwana Elrina. Berlokasi di Jalan Pamularsih, toko ini kerap menjadi pilihan para pelancong. Sebab, berbagai menu buah tangan tersedia dalam ragam varian yang siap untuk dibawa balik pengunjungnya.

Krishna (30 tahun) merupakan salah seorang pembeli setia di Toko Bandeng Juwana Elrina. Warga asli Bogor, Jawa Barat, ini rutin membeli buah tangan di pusat oleh-oleh tersebut saat sedang berkunjung ke rumah orang tuanya di Semarang.

"Kalau mau beli pasti ke sini," ucapnya ketika ditemui Republika saat sedang berbelanja, Kamis (6/6).

Buah tangan favorit Krishna adalah bandeng duri lunak yang sudah divakum hingga kering. Makanan ini dapat awet hingga enam bulan dalam kulkas dan dua bulan di luar kulkas, sehingga cocok untuk para perantau seperti dirinya. Dengan biaya tidak sampai Rp 150 ribu, Krishna sudah bisa membawa pulang bandeng lima hingga enam ekor atau per kilogramnya.

Selain untuk dimakan sendiri di kosan, Krishna turut membeli bandeng duri lunak vacuum basah sebagai oleh-oleh temannya di Bogor. Berbeda dengan varian sebelumnya, varian ini hanya tahan sekitar empat hari di luar kulkas atau tujuh hari dalam kulkas.

Sementara itu, Nina (25 tahun), lebih memilih tahu bakso sebagai buah tangan. Menurutnya, menu tersebut menjadi oleh-oleh wajib yang harus selalu dibeli saat bertandang ke Semarang. "Rasanya nggak afdol kalau nggak beli," kata pemudik asal Jakarta ini.

Nina menyebutkan, membeli oleh-oleh saat mudik sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan oleh masyarakat. Biasanya, buah tangan yang dibeli tersebut akan Nina berikan kepada teman-teman terdekat dan rekan kerja.

Tapi, mengingat waktu masuk kerja masih pekan depan, Nina memutuskan membeli makanan kering untuk teman kantor. Ia membeli wingko babat dan keripik tempe rasa jeruk yang memiliki variasi harga di bawah Rp 50.000 per bungkus.

Selain bandeng dan tahu bakso, Toko Bandeng Juwana Elrina juga menjajakan aneka oleh-oleh sebagai alternatif. Sebut saja lumpia berbagai rasa yang juga bisa divacum agar lebih awet hingga lanting.

Kawasan penjualan oleh-oleh yang juga terkenal di Semarang adalah Jalan Pandanaran. Daerah ini kerap disebut sebagai surga belanja buah tangan khas Semarang. Lokasinya strategis, karena berada di antara pusat kota Simpang Lima dengan Tugu Pemuda.

Jalan Pandanaran selalu ramai oleh para pengunjung, terutama saat musim mudik Lebaran. Menurut Rosita (35 tahun), warga asli Semarang, kawasan tersebut kerap ramai dari pukul 10.00 WIB hingga menjelang tengah malam, khususnya ketika akhir pekan.

Rosita menganjurkan agar para pemudik yang ingin membeli oleh-oleh di Jalan Pandanaran untuk datang lebih pagi, misal pukul 09.30 atau 10.00 WIB. Sebab, semakin siang, akan semakin sulit untuk mencari tempat parkir.

"Atau, kalau mau, naik ojek online saja," ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement