REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Bali Wayan Koster tengah menyiapkan Peraturan Gubernur tentang Peringatan Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno. Ia berharap dengan begitu peringatan tersebut bisa dilaksanakan secara permanen dan berkelanjutan di Pulau Dewata.
"Bulan Juni memang bulan yang penuh dengan tonggak-tonggak sejarah yang terkait dengan Bung Karno, Pancasila, dasar dan ideologi negara yang dirumuskan pertama-kalinya oleh Bung Karno pada 1 Juni 1945," kata Koster pada kegiatan ''Peringatan 118 Tahun Lahirnya Bung Karno dan Ramah Tamah Lintas Agama'' yang berlangsung di kediaman Gubernur Bali Jaya Sabha, Denpasar, Kamis malam.
Gubernur mengatakan, Juni juga bulan bersejarah karena pada 6 Juni adalah Hari Lahir Bung Karno. Selain itu, pada 21 Juni adalah Hari Wafat Bung Karno.
Dia mengemukakan, tujuan penyelenggaraan Bulan Bung Karno ialah mengutamakan Pancasila dalam kehidupan masyarakat Bali dalam berbangsa dan bernegara. Bulan Bung Karno juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat Bali tentang sejarah, filosofi dan nilai-nilai Pancasila.
Koster menjelaskan, Bulan Bung Karno juga dapat memperkokoh inklusi sosial di tengah kontestasi nilai dan kepentingan yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas. Rangkaian kegiatan Bulan Bung Karno pun ditargetkan membangkitkan dan memelihara tentang masyarakat kolektif memori ketokohan dan keteladanan Ir Soekarno sebagai dan proklamator dan penggagas Pancasila.
"Juga untuk memperkuat institusionalisasi nilai-nilai lokal kearifan dengan Pancasila sesuai masyarakat Bali," ujar Koster.