REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas dijadwalkan mengunjungi Iran, pekan depan. Dia akan menggelar pembicaraan mengenai masalah-masalah regional dan implementasi kesepakatan nuklir.
Juru bicara Heiko Maas, Maria Adebahr, mengatakan, kunjungan ke Iran akan dilakukan pada Senin (10/6). Maas dijadwalkan bertemu Menteri Luar Iran Mohammad Javad Zarif dan pejabat senior lainnya.
Pada kesempatan itu, Maas akan membahas perihal kesepakatan nuklir yang tercapai pada 2015 atau dikenal dengan istilah Joint Comprehemsive Plan of Action (JCPOA). Kesepakatan tersebut memang terancam bubar setelah Amerika Serikat (AS) memutuskan hengkang tahun lalu, kemudian menerapkan kembali sanksi ekonomi terhadap Teheran.
Dalam hal ini, Jerman masih berkomitmen untuk mempertahankan kesepakatan tersebut. "Anda tahu posisi kami, kami berusaha untuk menjaga kesepakatan nuklir tetap hidup, karena kami percaya bahwa itu adalah perjanjian yang baik," kata Adebahr pada Kamis (6/6).
Awal bulan ini, Iran dengan tajam mengkritik negara kekuatan dunia karena dianggap tak memenuhi janjinya dalam kesepakatan nuklir. Iran pun mengancam akan meninggalkan bagian-bagian dari perjanjian nuklir.
JCPOA disepakati pada Oktober 2015. Ia tercapai setelah melewati perundingan alot antara Iran dan Rusia, Cina, Prancis, AS, Inggris, plus Jerman.
Tujuan dari JCPOA adalah memastikan bahwa penggunaan nuklir oleh Iran hanya untuk tujuan sipil dan damai. Sebagai imbalannya, sanksi ekonomi terhadap negara tersebut dicabut.