Jumat 07 Jun 2019 14:49 WIB

Wisata Mangrove Pandansari, Destinasi Liburan di Brebes

Kawasan wisata mangrove dibuat senatural mungkin dan minim sampah.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Friska Yolanda
Suasana Wisata Taman Mangrove Pandansari, Brebes, yang ramai dikunjungi wisatawan pada Jumat (7/6) siang.
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Suasana Wisata Taman Mangrove Pandansari, Brebes, yang ramai dikunjungi wisatawan pada Jumat (7/6) siang.

REPUBLIKA.CO.ID, BREBES -- Sinar matahari terbilang terik di Brebes pada Jumat (7/6) siang. Namun, kondisi tersebut tidak menurunkan antusiasme masyarakat sekitar dan pemudik untuk berkunjung ke Wisata Taman Mangrove Pandansari yang berada di Desa Kaliwlingi. Mereka tampak semangat menelusuri area wisata yang dikelola oleh masyarakat setempat itu. 

Dewi Istiyana (36 tahun) menjadi salah satu di antaranya. Pemudik asal Cikarang tersebut mengaku penasaran dengan destinasi wisata yang sering muncul di linimasa Facebook tersebut. 

Baca Juga

"Teman-teman saya banyak yang sudah ke sini, saya jadi pengen tahu," tuturnya sembari tertawa ketika ditemui Republika.co.id. 

Dewi tidak datang sendiri. Ia turut mengajak suami, anak semata wayangnya dan beberapa sepupu yang berada di sekitar Brebes. Mereka memang sudah sengaja meluangkan waktu pada Jumat siang untuk menjajal Wisata Taman Mangrove Pandansari. 

photo
Suasana Wisata Taman Mangrove Pandansari, Brebes, yang ramai dikunjungi wisatawan pada Jumat (7/6) siang.

Setelah menelusuri jalur tracking, Dewi merasa senang dan memiliki pengalaman baru. Ia tidak pernah menghabiskan libur Lebarannya dengan berwisata alam. "Selama ini kalau di Brebes cuma ke Guci (pemandian air panas)," ucap perempuan kelahiran Brebes yang pindah ke Cikarang sejak lima tahun lalu itu. 

Satu hal yang diapresiasi dari Wisata Taman Mangrove Pandansari adalah kebersihan. Menurutnya, tidak banyak destinasi wisata yang memiliki kondisi minim sampah. Padahal, Dewi mengatakan, jumlah pengunjung terbilang banyak saat itu. 

Dewi juga kagum terhadap penataan rumah makan dan warung jajan di sepanjang jalur tracking. Semuanya terlihat teratur dan natural dengan konsep bangunan semi permanen dari bambu. Pelayanan para pedagang dan petugas juga ramah kepada setiap pengunjung. 

Dewi berharap, Wisata Taman Mangrove Pandansari dapat terus berkembang dan dapat memajukan nama Brebes. Apabila selama ini hanya dikenal sebagai Kota Telur Asin, kini Brebes memiliki ikon tambahan. "Wisata mangrove atau wisata lingkungan," katanya. 

Tidak hanya pemudik, Wisata Taman Mangrove Pandansari juga dipadati masyarakat Brebes. Beberapa di antara mereka baru menyadari keberadaan destinasi wisata ini, termasuk Alifah (26 tahun) yang mengetahuinya dari media sosial Instagram.

Warga Kecamatan Songgom itu menuturkan, salah seorang teman mengunggah fotonya di Wisata Taman Mangrove Pandansari pada bulan lalu. Dari situ, ia penasaran dengan tempat wisata tersebut. "Baru kesampaian sekarang ini," tutur Alifah yang datang bersama kedua temannya. 

Alifah merasa bangga dengan kehadiran Wisata Taman Mangrove Pandansari di Brebes. Ia berharap, destinasi ini dapat terus populer dan memberikan dampak baik terhadap perekonomian masyarakat sekitar. 

photo
Suasana Wisata Taman Mangrove Pandansari, Brebes, yang ramai dikunjungi wisatawan pada Jumat (7/6) siang.

Wisata Taman Mangrove Pandansari saat ini dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Mangrove Pandansari (Dewi Mangrove Sari). Menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat, anggotanya sendiri merupakan warga setempat.

Muhammad Subangkit, salah seorang anggota Pokdarwis Dewi Mangrove Sari menuturkan, jumlah pengunjung pada Jumat siang mencapai sekitar 4.000 orang. Jumlah ini menurun dibandingkan Kamis (6/6). "Kemarin mencapai 7.000 orang," katanya. 

Bangkit memprediksi, puncak keramaian terjadi pada Sabtu (8/6) dan Ahad (9/6). Sebab, biasanya, pemudik dari Jakarta yang ingin berwisata ke Guci akan mampir dulu ke Wisata Taman Mangrove Pandansari. 

Pada Lebaran kali ini, harga tiket masuk (HTM) per orang adalah Rp 25.000. Harga ini naik dibandingkan tiket sebelumnya, yakni Rp 20.000 per orang. 

Bangkit menjelaskan kenaikan harga tiket itu bukan tanpa alasan. Pengelola sudah menambah fasilitas untuk pengunjung, termasuk bangunan masjid di tengah hutan mangrove dan satu menara pandang yang lebih kokoh.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement