REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raut kesedihan masih belum surut dari wajah Presiden RI Ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menggelar tahlilan tahlilan tujuh hari yang dibuka untuk umum pada Jumat (7/6) malam.
Pagi harinya, SBY sudah terlebih dahulu berziarah ke makam istrinya, Ani Yudhoyono di TMP Kalibata, Jakarta Selatan. SBY duduk di hadapan makam Ani Yudhoyono, melepas kerinduan melalui doa yang dilantunkan kepada Ibu Negara bersama para keluarga dan kerabat di blok M 129.
Ketum Partai Demokrat ini didampingi anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beserya istrinya Annisa Larasati Pohan dan cucu SBY Almira Tunggadewi. Hadir pula putra kedua, Edhie Baskoro ditemani istrinya Aliya Rajasa, serta kadua putranya Airlangga Satriadhi Yudhoyono dan Pancasakti Maharajasa.
Menurut keterangan tertulis Yudhoyono Institute, mereka tiba di TMP Kalibata pukul 09.33 WIB. Pada keluarga dan kerabat yang juga turut hadir, SBY menceritakan hari-harinya tanpa kehadiran Ani.
"Saya sampai hari ini belum dapat mimpi, mungkin Memo tidak mau mengganggu pikiran saya dulu. Tapi saya yakin arwahnya masih bersama kita," ujar SBY.
"Tadi malam saya masuk ke perpustakaan melihat kembali foto-foto Ibu Ani. Hampir semuanya berbaju merah. Flamboyan telah pergi," ujar orang nomor satu di Partai Demokrat itu.
SBY mengungkapkan, saat ini ia sedang menulis novel dan memoar yang berisi tentang kisah hidupnya bersama Ani Yudhoyono. "Saya niatkan selesai tanggal 6 Juli (hari kelahiran Ani Yudhoyono) dan diluncurkan pada 30 Juli, bertepatan dengan tanggal pernikahan kita," kata SBY.
SBY mengaku masih menyimpan kenangan Memo yang terakhir, dan mempunyai momen foto saat itu. Ani, kata SBY, terlihat cantik, dan bersih. "Kapan-kapan kita lihat, pasti bahagia," ajak SBY kepada pada keluarga dan kerabat yang hadir.
SBY juga merasa senang, pusara Ani Yudhoyono dapat berdekatan dengan pusara Istri Presiden RI Ke-3, Ainun Habibie.
SBY mengatakan pada Habibie, mengajak berdoa agar Ani dapat kembali bertemu dengan Ainun di surga. "Pak Habibie langsung menggenggam tangan saya, dan beliau berharap doa itu dapat dikabulkan oleh Allah SWT," kata SBY.
SBY kemudian menuturkan harapan besarnya. "Suatu saat saya dipanggil, Insya Allah bisa beristirahat di sebelah Ibu Ani," tutur SBY sambil menunjuk ke tanah yang telah dikosongkan persis di sebelah pusara sang istri (Blok M 128).
Pagi itu AHY berserta keluarga membacakan doa Al-Fatihah sembari menaburkan bunga mawar merah di pusara Ani Yudhoyono.
Berjalan pulang meninggalkan makam, masyarakat yang turut hadir menyaksikan ziarah tersebut menghampiri AHY dan secara langsung memberikan dorongan semangat serta doa kepadanya. "Terima kasih atas doanya ya Pak, Bu," kata AHY.
Sebelum memasuki kendaraannya, AHY memanggil Annisa dan Almira untuk memberikan penghormatan kepada Ani Yudhoyono dan para pahlawan nasional lainnya yang telah berjasa kepada Ibu Pertiwi. "Hormat grak.. tegak grak," hormat AHY ke arah monumen TMPN Kalibata dari jalur masuk utama tempat pemakaman tersebut.
Saat malam hari, Ratusan masyarakat yang hadir dalam tahlilan tujuh hari wafatnya Ani Yudhoyono, langsung menyalami SBY bersama keluarga. Mereka menyalami langsung dan menyampaikan ucapan duka cita pada SBY dan keluarga.
Masyarakat yang hadir dalam tahlilan tujuh hari wafatnya Ani Yudhoyono menyalami langsung keluarga SBY, Jumat (7/6).
Meski diguyur hujan deras, masyarakat dari sekitar kediaman keluarga Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat tetap khidmat mengikuti tahlil dan mendoakan almarhumah Ani Yudhoyono.
Usai acara selesai, Staf Khusus Kepresidenan era SBY, Ahmad Yani Basuki mengumumkan, masyarakat boleh langsung menyalami SBY dan keluarga.
Masyarakat yang hadir pun tak melewatkan kesempatan ini. Sembari bersalawat, ratusan masyarakat berbaris mengular demi menyalami SBY yang berdiri berjajar bersama kedua putranya, Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono, serta besan SBY, Hatta Rajasa. Mereka rela berbaris mengular demi menyampaikan salam duka cita atas wafatnya Ibu Negara, Ani Yudhoyono.