Sabtu 08 Jun 2019 15:49 WIB

Motif Raja Abrahah Ingin Hancurkan Ka’bah Versi Ibnu Katsir

Raja Abrahah berambisi menghancurkan Ka'bah.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Kabah (ilustrasi)
Foto: RepublikaTV/Sadly Rachman
Kabah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah seranga yang dilakukan pasukan Abrahah terhadap Ka’bah sangatlah populer dalam catatan sejarah. Bahkan kisah penyerangan oleh Abrahah dengan pasukan gajahnya tersebut diabadikan dalam surah al-Fiil. Lantas apa sebenarnya yang mendasari penyerangan Abrah terhadap Ka’bah tersebut?

Mengutip Tafsir al-Qur’an al-Adhim, karya Ibnu Katsir, penyerangan pasukan gajah Abrahah bermula dari penghancuran sebuah gereja di Yaman. Gereja tersebut dibangun Abrahah untuk menggantikan Ka’bah. 

Baca Juga

"Aku akan bangunkan untukmu sebuah gereja di negeri Yaman yang belum pernah dibuat bangunan seperti itu," ujar Abrahah kepada raja Najasyi.  

Pembangunan gereja pun dimulai di Shana, sebuah bangunan yang sangat tinggi serta pelataran yang tinggi. Bangunan ini pun terlihat mewah karena dihias setiap sisinya. 

Bangsa Arab menyebutnya al-Qalis, karena bangunannya yang tinggi. Sebab orang yang melihatnya akan mengangkat kepala sehingga qalansuwah (peci) mereka yang melihat bisa-bisa terjatuh karena mendongak terlalu tinggi.  

Selain itu, Abrahah al-Asyram bertekad untuk memindahkan haji bangsa Arab ke gereja tersebut dari yang semula di Ka’bah yang berada di Makkah. Kabar ini pun tersiar hingga seantero Jazirah Arab. 

Bangsa Arab Adnan dan Qahthan semakin membenci Abrahah, begitu juga Kaum Quraisy. Hingga mereka murka dan mendatangi gereja tersebut untuk menghancurkannya. 

Mendengar bangunan yang dibanggakannya dirusak, Abrahah pun bersumpah untuk membalas dendam dan menghancurkan Ka’bah.  Abrahah menyiapkan diri dan pergi dengan membawa pasukan yang cukup banyak dan kuat. Sehingga tidak seorang pun mampu melawannya. Termasuk membawa seekor gajah yang sangat besar.

Di masa itu belum ada seekor gajah satupun yang besarnya sama seperti milik Abrahah. Gajah tersebut diberi nama Mahmud.  

Beberapa pendapat menyebutkan, Najasyi, Raja Habasyah pun mengirim pasukan yang sama. Sebagian menyebut Abrahah membawa delapan gajah, sebagian yang lain mengatakan 12 gajah. 

Tujuan mereka satu, ingin menghancurkan Ka’bah dengan meletakkan rantai pada pilar-pilarnya. 

Sedangkan ujung rantai lainnya diikatkan di leher gajah. Mereka berusaha untuk menggerakkan gajah agar dapat menjatuhkan tembok itu sekaligus. Singkat cerita, Allah SWT menjaga Ka’bah dan mengirimkan pasukan burung Ababil, sebagaimana diabadikan surah al-Fiil. Upaya Abrahahpun kandas dan tak membuahkan hasil. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement