Ahad 09 Jun 2019 08:38 WIB

Pengamat Sebut Demokrat Anggap Rekonsiliasi Lebih Penting

Pengamat menyarankan kedua kubu melakukan rekonsiliasi sembari menunggu putusan MK.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kiri) dan Kaesang Pangarep (kiri) saat menerima putra Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono (kanan) dan istri Annisa Pohan (kedua kanan) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/6/19).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kiri) dan Kaesang Pangarep (kiri) saat menerima putra Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono (kanan) dan istri Annisa Pohan (kedua kanan) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/6/19).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai Partai Demokrat menganggap rekonsiliasi lebih penting dibandingkan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Hal ini menyusul komunikasi yang dilakukan oleh Partai Demokat dengan kubu pasangan calon 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. 

Ia mengatakan Demokrat menjalin komunikasi dengan kubu yang berseberangan meski proses gugatan sengketa hasil Pemilu 2019 masih berlangsung di Mahkamah Konstitusi (MK). Adi berpendapat langkah Demokrat ini berbeda dengan Partai Gerindra dan PKS yang belum melakukan komunikasi dengan kubu Jokowi-Ma'ruf karena masih ada proses gugatan di MK. 

Baca Juga

Kendati berbeda sikap dengan koalisinya, Adi berpendapat rekonsiliasi yang dilakukan oleh Demokrat melalui Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono merupakan langkah yang tepat. Sebab, Adi mengatakan, Demokrat kerap dibenturkan dengan kubu 01 selama masa kampanye Pemilu 2019.

"Karena itu, Demokrat sering safari ke kubu 01 atau pihak-pihak yang selama ini dihadap-hadapkan dengan Demokrat," ujarnya.