Senin 10 Jun 2019 12:48 WIB

Inflasi Mei 0,68 Persen Terpengaruh Awal Ramadhan

Kenaikan harga dinilai menumpuk pada Mei karena awal Ramadhan.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nur Aini
Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (15/5). BPS mencatat, neraca perdagangan April 2019 mengalami defisit sebesar 2,5 miliar dolar AS.
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (15/5). BPS mencatat, neraca perdagangan April 2019 mengalami defisit sebesar 2,5 miliar dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, AKARTA  --  Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi inflasi sebesar 0,68 persen pada Mei 2019. Dengan inflasi tersebut, berarti inflasi tahun kalender 2019 atau pada periode Januari sampai Mei adalah 1,48 persen. Sedangkan, inflasi dari tahun ke tahun (year-on-year) adalah 3,32 persen. 

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pemerintah sendiri menargetkan tingkat inflasi tahunan maksimal 3,5 persen. "Melihat target tersebut, saya simpulkan, inflasi Mei 2019 masih terkendali," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (10/6).

Baca Juga

Tingkat inflasi pada Mei 2019 menunjukkan angka yang lebih besar dibanding dengan periode yang sama pada tahun lalu maupun 2017. Pada Mei 2018, tercatat nilai inflasi adalah 0,21 persen, sedangkan 0,39 persen pada Mei 2017. 

Tapi, Suhariyanto menjelaskan, perlu digarisbawahi bahwa situasi inflasi pada Mei 2019 tidak dapat dibandingkan langsung pada dua tahun sebelumnya. Sebab, waktu mulai Ramadhan di tiga tahun ini mengalami perbedaan. 

Pada 2017, momentum Ramadhan terjadi pada sekitar tanggal 25 Mei, sementara tahun lalu di pertengahan bulan. Pada tahun ini, Ramadhan dimulai pada awal Mei yang berakhir dengan Lebaran di awal Juni. 

Berbicara kenaikan harga, Suhariyanto menuturkan, biasanya terjadi pada pekan pertama dan pekan terakhir Ramadhan. "Makanya, kenaikan harga tahun ini akan menumpuk di bulan Mei, dan Juni kemungkinan (tingkat inflasi) bisa lebih rendah," ucapnya. 

Sementara itu, dengan angka 0,86 persen, inflasi tahunan menjadi 3,3 persen. Angka tersebut lebih rendah dari inflasi tahunan pada Mei 2017 sebesar 4,33 persen, tapi sedikit lebih tinggi dibanding inflasi tahunan pada Mei 2018 yakni 3,12 persen. 

Suhariyanto menambahkan, dari 82 kota yang dipantau BPS, sebanyak 81 di antaranya mengalami inflasi. Hanya satu kota yang mengalami deflasi, yakni Merauke. "Penyebabnya, terjadi penurunan berbagai harga komoditas sayuran dan beras," tuturnya.

Sebelumnya, laju inflasi nasional selama April 2019 atau satu bulan menjelang Bulan Ramadhan naik menjadi 0,44 persen. Kenaikan tersebut cukup signifikan dibanding laju inflasi selama Maret 2019 yang hanya mencapai 0,11 persen.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement