Senin 10 Jun 2019 13:26 WIB

Kenaikan Harga Bahan Pangan Sumbang Inflasi Mei

Bahan pangan memberi andil inflasi Mei 2019 hingga 0,43 persen.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nur Aini
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Kamis (2/5) siang.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Kamis (2/5) siang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, penyebab utama inflasi pada Mei 2019 adalah harga bahan makanan atau pangan. Kelompok tersebut mengalami kenaikan harga sebesar 2,02 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 149,03 pada April 2019 menjadi 152,04 pada Mei 2019. 

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, bahan makanan memberikan andil terhadap inflasi Mei 2019 hingga 0,43 persen. Bahan makanan yang dominan memberikan inflasi adalah kenaikan cabai merah, ayam ras, dan bawang putih. "(Kenaikan) ini wajar mengingat mendekati Lebaran dan Ramadhan," tuturnya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (10/6). 

Baca Juga

Suhariyanto menjelaskan, kenaikan harga cabai merah memberikan sumbangan inflasi 0,10 persen, sementara daging ayam ras dan bawang putih masing-masing sebesar 0,05 persen. Selebihnya, kenaikan komoditas sayuran terbilang kecil, sekitar 0,01 persen termasuk di antaranya, bayam, kangkung, dan sawi hijau. 

Di sisi lain, terdapat dua komoditas yang memberikan sumbangan terhadap deflasi. Komoditas itu adalah bawang merah dengan andil 0,04 persen dan beras sebesar 0,02 persen. 

Selain bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau juga mengalami kenaikan, yaitu 0,56 persen. Kontribusinya terhadap inflasi adalah 0,10 persen. Suhariyanto menuturkan, yang memberikan kontribusi ke inflasi adalah kenaikan harga nasi dan lauk pauk dengan andil 0,01 persen. "Mungkin karena orang pada malas membuat masakan, jadi banyak yang membeli," ucapnya. 

Kontribusi terbesar berikutnya adalah kenaikan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Kelompok tersebut mengalami inflasi 0,54 persen dengan kontribusi sebesar 0,10 persen. 

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah tarif angkutan kota sebesar 0,04 persen. Menurut Suhariyanto, hal itu disebabkan permintaan angkutan kota untuk pulang kampung terbilang tinggi. "Jadi, dapat dimaklumi," ujar Suhariyanto. 

BPS mencatat inflasi sebesar 0,68 persen pada Mei 2019. Dengan inflasi tersebut, berarti inflasi tahun kalender 2019 atau pada periode Januari sampai Mei adalah 1,48 persen. Sedangkan, inflasi dari tahun ke tahun (year on year) adalah 3,32 persen.

Pemerintah menargetkan inflasi tahunan adalah 3,5 persen. Dengan target tersebut, Suhariyanto menilai, inflasi bulan Mei yang menjadi momentum bulan Ramadhan terkendali. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement