REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia mencatat uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat pada April 2019. Posisi M2 tercatat Rp 5.744 triliun atau tumbuh 6,2 persen (year on year/yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 6,5 persen (yoy).
Direktur Eksekutif Bank Indonesia Ony Widjanarko mengatakan perlambatan M2 terutama disebabkan oleh komponen uang kuasi yang tumbuh sebesar 6,2 persen (yoy). Jumlahnya melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,0 persen (yoy).
Sementara itu, komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) serta surat berharga selain saham tumbuh meningkat, masing-masing tumbuh sebesar 5,8 persen (yoy) dan 31,1 persen (yoy). Pertumbuhan M1 pada April lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 4,8 persen (yoy) dan 23,7 persen (yoy).
"Berdasarkan faktor yang memengaruhi, perlambatan pertumbuhan M2 terutama dipengaruhi oleh kontraksi pertumbuhan aktiva luar negeri bersih dan perlambatan pertumbuhan kredit," ujarnya di Jakarta, Senin (10/6).
Ony menjelaskan aktivia luar negeri bersih tumbuh negatif sebesar 5,8 persen (yoy) pada April 2019. Penurunan ini lebih dalam dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar minus 3,7 persen (yoy) seiring meningkatnya kewajiban sistem moneter kepada nonresiden di tengah posisi cadangan devisa yang relatif stabil.
Selain itu, pertumbuhan kredit perbankan pada April 2019 tercatat sebesar 11 persen (yoy). Pertumbuhan kredit ini melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 11,5 persen (yoy).
Sementara itu, operasi keuangan pemerintah pada April 2019 mengalami ekspansi. Hal ini tercermin dari peningkatan tagihan bersih sistem moneter kepada Pemerintah Pusat, yaitu dari minus 9,1 persen (yoy), berbalik arah menjadi tumbuh positif sebesar 5,1 persen (yoy). Ini sejalan dengan perlambatan rekening giro pemerintah pusat di sistem moneter.
"Suku bunga kredit cenderung stabil pada April 2019, sementara suku bunga simpanan bergerak bervariasi. Hal tersebut tercermin pada rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada April 2019 sebesar 10,82 persen, relatif stabil dibandingkan dengan suku bunga kredit pada bulan sebelumnya sebesar 10,84 persen," jelasnya.
Sementara itu, rata-rata tertimbang suku bunga simpanan berjangka tenor 1 bulan mengalami penurunan dari 6,84 persen pada Maret 2019 menjadi sebesar 6,80 persen pada April 2019. Suku bunga simpanan berjangka tenor 3 bulan dan 6 bulan tercatat relatif stabil masing-masing sebesar 6,83 persen dan 7,36 persen. Suku bunga simpanan berjangka waktu 12 bulan dan 24 bulan tercatat mengalami peningkatan dari 6,87 persen dan 7,26 persen pada Maret 2019 menjadi 6,93 persen dan 7,29 persen pada bulan laporan.