REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilham Saputra mengakui ada kesalahan yang menyebabkan input data dalam sistem informasi penghitungan (situng) belum juga mencapai 100 persen secara nasional. Menurut Ilham, KPU akan mengupayakan hasil input situng nanti bisa mencapai 99 persen secara nasional.
"Kami tidak menutup mata bahwa petugas kami salah mengartikan bahwa C1 situng itu salah dimasukkan ke kotak sehingga kami kemudian harus meminta kepada bawaslu untuk buka kotak (kotak suara)," ujar Ilham di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (10/6).
Yang dimaksud Ilham adalah petugas sudah memasukkan formulir C1 untuk situng ke dalam kotak suara sebelum formulir itu dipindai atau scan. Ilham mengakui, kondisi seperti itu cukup banyak terjadi.
Lebih lanjut, dia menuturkan jika ada beberapa faktor yang menyebabkan salah memasukkan C1 itu. "Mungkin supervisi kurang, atau pemahaman KPPS kurang. Mereka mungkin tidak perhitungkan soal itu (C1 harus dipindai dulu)," lanjut dia.
Dia menjelaskan, saat ini input situng secara nasional mencapai 97 persen lebih. "Maka masih ada (kekurangan) sekitar 2,5 persen-3 persen. Nah, mayoritas dari jumlah yang kurang itu disebabkan karena kondisi salah memasukkan tadi, " ungkap Ilham.
KPU tetap berupaya untuk menyelesaikan input data situng hingga 99 persen. Ilham mengakui tidak bisa melakukan input data hingga 100 persen.
Sebab, di dua provinsi yakni Papua dan Papua Barat saat ini input data situng masih minim. Selain terkendala jaringan internet, Ilham mengatakan, sejak 2014 kondisi input data situng untuk Papua dan Papua Barat memang banyak kendala.
"Di Papua dan Papua Barat yang masih banyak bolongnya. Ya kita tidak bisa berharap di kedua provinsi ini. Pengalaman pada 2014 lalu, kedua provinsi ini ada 98 persen saja hasil situngnya. Maka tahun ini kami berupaya untuk mencapai ya kurang lebih segitu ya. Kalau secara keseluruhan target kami situng sampai 99 persen, tanpa berharap dari Papua dan Papua Barat," tegas Ilham.