Senin 10 Jun 2019 16:41 WIB

Regulator Optimistis Ekonomi Membaik Hingga Akhir Tahun

Ini tercermin dari tren penguatan nilai tukar rupiah dan pertumbuhan positif kredit.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Bank Indonesia menggelar Halalbihalal di Komplek Bank Indonesia, Jakarta, Senin (10/6).
Foto: dok. Novita Intan
Bank Indonesia menggelar Halalbihalal di Komplek Bank Indonesia, Jakarta, Senin (10/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar silahturahmi Halalbihalal Idulfitri 1440 Hijriah dengan stakeholders dan karyawan. Secara bersamaan, kedua regulator membawa pesan optimisme bagi ekonomi Indonesia. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pihaknya terus menjalin sinergi dan koordinasi yang kuat antara OJK, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan lembaga terkait lainnya. Sinergi ini diharapkan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi lebih baik.

"Kami meyakini, nilai tukar rupiah akan tetap stabil dan cenderung menguat serta inflasi pada akhir tahun akan rendah menuju 3,1 persen atau 3,2 persen,“ ujarnya usai Halalbihalal di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (10/6).

Perry menjelaskan ada tiga pesan penting menuju ekonomi Indonesia yang kian membaik. Ketiga pesan tersebut tercermin dari nilai tukar rupiah yang cukup stabil dengan kecenderungan menguat.

Tercatat nilai tukar rupiah pada Senin (10/6) pada level Rp 14.240 per dolar AS atau masih di bawah Rp 14.300. Nilai tukar menguat 0,21 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelum libur panjang Idulfitri.

“Apalagi, dengan adanya peningkatan rating S&P (Standard & Poors Ratings Services), kami lihat inflow akan semakin besar dan membawa rupiah cenderung menguat,” ungkapnya.

Kemudian, pesan kedua terjaganya pertumbuhan kredit yang terus berjalan positif. Hal ini didorong oleh koordinasi antara OJK, Kementerian Keuangan dan LPS yang membawa stabilitas tersendiri bagi sistem keuangan.

“Pertumbuhan ekonomi juga insya Allah akan berkisar antara 5 persen hingga 5,4 persen pada tahun ini, didukung konsumsi dan investasi swasta yang meningkat,” ucapnya.

Pesan terakhir, semakin menguatnya sinergi antara Bank Indonesia, pemerintah, OJK dan LPS serta industri keuangan. Ke depan, pihaknya memiliki strategi untuk mengantisipasi gejolak sistem keuangan global.

Seperti kecukupan likuiditasi industri perbankan, relaksasi instrumen makroprudensial hingga akslerasi sistem pembayaran dan respons instrumen suku bunga akan terus dioptimalkan. “Ekonomi syariah juga akan diperkuat, akan terus kami lakukan dengan bauran kebijakan Bank Indonesia yang akan semakin dioptimalkan,” ungkapnya.

Sementara pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengamini terjalinnya silaturahmi akan semakin meningkatkan sinergi. "Silaturahmi dengan BI jalan terus, baik formal maupun non formal. Untuk terus menjaga stabilitas sistem keuangan, tidak cukup hanya BI dan OJK yang sinergi, tapi juga harus melibatkan semua pihak, termasuk praktisi jasa keuangan, lembaga pemerintah dan lainnya," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement