REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Usep S Ahyar menilai sejak awal Pemilu 2019, Demokrat sudah tampak tidak sejalan dengan Koalisi Adil-Makmur Prabowo-Sandiaga Uno. Menurutnya, Demokrat tidak sejalan sejak pemilihan calon wakil presiden (cawapres) yang dilakukan Prabowo pada Agustus 2018.
"Awalnya Demokrat seperti dijanjikan digandeng untuk mengajak agus (AHY) menjadi Cawapres, tetapi kemudian dikecewakan," ujar Usep saat dihubungi, Senin (10/6).
Direktur Riset Populi Center itu juga menilai, ketidakhadiran Prabowo-Sandiaga Uno pada pemakaman almarhumah Ani Yudhoyono di TMP Kalibata menambah kekecewaan partai Demokrat. Padahal, Prabowo-Sandi merupakan pasangan yang diusung oleh Demokrat pada Pemilu 2019.
Ia menambahkan, bukan hanya Prabowo-Sandi, banyak tokoh partai koalisi pengusung 02 juga tidak hadir. Karena itu, Usep menilai, kemungkinan Demokrat untuk berpindah ke koalisi 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin sangat besar.
"Kemungkinan hengkang sangat kuat, karena sebenarnya Demokrat sudah tidak diuntungkan dengan koalisi itu," ucapnya.
Untuk itu, ia menambahkan, usulan Wasekjen Demokrat Rachland Nashidik untuk membubarkan partai koalisi tidak sepenuhnya keliru. Sebab, Demokrat sudah tidak memiliki kepentingan dalam koalisi.
Dia menjelaskan, sengketa hasil Pemilihan Umum (Pemilu) yang dilayangkan Koalisi Adil Makmur di Mahkamah Konstitusi (MK) hanya untuk kepentingan capres Prabowo-Sandiaga Uno dan tidak berdampak bagi Demokrat. "Di antara kesepakatan internal di partai banyak yang tidak sejalan dengan koalisi, termasuk yang dikatakan Rachland juga. Ke MK sebenarnya hanya presiden saja, sementara partainya sudah menerima (hasil Pemilu)," kata dia.
Sebelumnya, Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik dalam cicitan di akun Twitter resminya @RachlanNashidik mengatakan bahwa Pemilu 2019 telah usai. Karena itu, dirinya mengusulkan agar capres Prabowo Subianto membubarkan koalisi partai pendukungnya.
"Pak @prabowo, Pemilu sudah usai. Gugatan ke MK adalah gugatan pasangan Capres. Tak melibatkan peran Partai. Saya usul, Anda segera bubarkan Koalisi dalam pertemuan resmi yang terakhir. Andalah pemimpin koalisi, yang mengajak bergabung. Datang tampak muka, pulang tampak punggung," kata Rachland dalam cicitannya yang telah dikonfirmasi Republika.co.id, Ahad.