Senin 10 Jun 2019 17:55 WIB

Eropa Rancang Sistem Pembayaran dengan Iran

Eropa ingin menghindari sanksi AS dengan merancang sistem pembayaran dengan Iran.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Kilang minyak Iran.
Foto: Iranian Presidency Office via AP
Kilang minyak Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas mengatakan, semua persyaratan sistem pembayaran Eropa untuk perdagangan berbasis barter dengan Iran sudah rampung. Sistem pembayaran tersebut dibuat untuk menghindari sanksi ekonomi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran. 

"Ini adalah instrumen jenis baru, jadi tidak mudah untuk mengoperasionalkannya," kata Maas kepada wartawan, Senin (10/6).

Baca Juga

"Tapi semua persyaratan formal sudah ada sekarang, jadi saya berasumsi kita akan siap menggunakannya di masa mendatang," ujar Maas menambahkan.

Prancis, Jerman, dan Inggris membentuk sebuah instrumen khusus yang disebut sebagai Instex. Instrumen tersebut digunakan dalam upaya untuk melindungi ekonomi Iran setelah mendapatkan sanksi dari AS. Selain itu, sanksi tersebut juga sebagai upaya untuk mempertahankan kesepakatan nuklir. 

Ketiga negara tersebut ingin Instex dapat memenuhi norma-norma untuk pembiayaan sah yang ditetapkan oleh Financial Action Task Force yang berbasis di Paris. 

Dalam perjalanan ke Teheran, Maas memperingatkan bahaya yang ditimbulkan atas konflik Iran dan Amerika Serikat (AS) bagi wilayah Timur Tengah. Maas mengatakan, Eropa optimistis bahwa ada baiknya mencoba menjaga pakta nuklir dengan Iran.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi mengkritik penandatangan Eropa atas perjanjian nuklirnya tahun 2015, karena gagal menyelamatkan pakta tersebut setelah Presiden Donald Trump menarik AS dari perjanjian tersrbut dan menerapkan kembali sanksi bagi Iran.

"Sejauh ini, kami belum melihat langkah-langkah praktis dan nyata dari Eropa untuk menjamin kepentingan Iran. Teheran tidak akan membahas masalah apa pun di luar kesepakatan nuklir," kata Mousavi.

Sebelumnya, Trump mengutuk perjanjian nuklir yang ditandatangani oleh pendahulunya Barack Obama. Trump menilai perjanjian itu tidak mumpuni, karena tidak mencakup program rudal balistik Iran atau perannya dalam konflik di sekitar Timur Tengah.

Dalam penandatangan perjanjian Eropa, tiga negara yakni Prancis, Inggris dan Jerman telah berusaha menyelamatkan perjanjian nuklir tersebut. Namun, Eropa juga prihatin atas pengembangan rudal balistik Iran dan kegiatan regional.

"Uni Eropa tidak dalam posisi untuk mempertanyakan masalah-masalah Iran di luar kesepakatan nuklir," kata Mousavi.

Maas berada di Iran untuk bertemu Presiden Hassan Rouhani. Pertemuan tersebut sebagai bagian dari upaya Eropa untuk menyelamatkan pakta nuklir Iran, dan meredakan ketegangan AS-Iran yang meningkat.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement