REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dinilai sejumlah pihak berhasil menjaga harga pangan relatif lebih stabil pada Ramadhan kali ini. Selain itu juga tingkat inflasi juga dinilai relatif lebih terjaga karena terbantu beberapa faktor.
Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Rusli Abdullah berpendapat bahwa inflasi Ramadhan 2019 relatif lebih terjaga. Menurut Rusli Abdullah, hal tersebut antara lain karena stabilnya harga beras tidak lepas dari kondisi adanya panen raya padi pada Maret-April 2019 sehingga membuat stok beras di tanah air relatif aman.
Rusli menilai baik sumbangan inflasi dari bahan pangan karbohidrat maupun dari produk hortikultura cukup mempengaruhi laju inflasi. Untuk itu, ia menyarankan ada tata kelola manajemen pangan mengingat Inflasi pangan di bulan Ramadan dan Idul Fitri terus berulang.
Rusli mencatat ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Pemerintah ke depan terkait dengan inflasi Ramadan. Pertama, pemerintah harus mengoptimalkan manajemen logistik pangan baik pangan yang harus impor maupun pangan yang bisa dipenuhi dari dalam negeri, seperti bawang putih. Sementara untuk pangan yang bisa dipenuhi dari dalam negeri seperti daging ayam, pemerintah harus memastikan distribusinya lancar.
Sebagaimana diwartakan, BPS memandang inflasi pada bulan Mei 2019 dalam kondisi terkendali, bahkan jauh lebih baik dibandingkan periode di tahun-tahun sebelumnya, karena catatan inflasi mencapai 0,68 persen pada bulan Mei tidak langsung menunjukkan kondisi harga yang bergejolak tinggi.
"Sebetulnya cenderung terkendali, ya agak mendingan lah," ucap Yunita Rusanti kepada wartawan di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (10/6).
Menurut Yunita Rusanti, harga pangan selama Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri justru relatif membaik.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti mengatakan, kondisi indeks harga yang stabil didapati pada harga bahan pangan sepanjang Ramadan. Walaupun terlihat mengalami inflasi 2,02 persen, patut diingat kenaikan indeks harga tersebut dikarenakan pekan awal dan akhir Ramadan seluruhnya terjadi pada bulan Mei 2019.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan harga-harga kebutuhan pangan telah terkendali dan stabil pada periode Ramadhan dan Lebaran 2019.
Mendag mengatakan, pemerintah berupaya menjaga ketersediaan pasokan menjadi salah satu alasan kestabilan harga-harga pada periode ini, meski terdapat peningkatan permintaan.
"Ketersediaan dan pengendalian harga akan terus berlangsung sampai sepanjang tahun. Kita betul-betul membuat keseimbangan supply and demand," kata Menteri Enggar di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri G20 mengenai Perdagangan dan Ekonomi Digital di Tsukuba, Jepang, akhir pekan lalu.
Ia mengakui beberapa harga bahan kebutuhan pokok sempat mengalami kenaikan, namun masih dalam tataran normal. Enggar juga memastikan ketersediaan pasokan untuk menjaga kestabilan harga bahan makanan akan terus terjadi sepanjang 2019.