Selasa 11 Jun 2019 02:30 WIB

Densus 88 Tangkap Dua Terduga Teroris Terkait Bom Kartasura

Kedua terduga teroris bom Kartasura ditangkap di lokasi berbeda

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Nidia Zuraya
Kabag Penum Mabes Polri Kombes Asep Adi Saputra (tengah) saat konfrensi pers penangkapan dua tersangka terkait bom bunuh diri di Kartasura, Senin (10/6).
Foto: Bambang Noroyono/Republika
Kabag Penum Mabes Polri Kombes Asep Adi Saputra (tengah) saat konfrensi pers penangkapan dua tersangka terkait bom bunuh diri di Kartasura, Senin (10/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Densus anti-Teror 88 Mabes Polri menangkap dua tersangka lain terkait upaya bom bunuh diri di Kartasura, Jawa Tengah (Jateng). Dua yang ditangkap, yakni AA alias Umar usia 30 tahun, dan S laki-laki umur 31 tahun.

Kepolisian meyakini, AA dan S, serta pelaku bom bunuh diri, RA kelompok terorisme di Indonesia yang membait diri kepada kelompok radikalisme global, Daulah Islamiyah pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi.

Baca Juga

“Berdasarkan pemeriksaan yang ada, ketiga tersangka ini sama-sama simpatisan ISIS (Daulah Islamiyah) dan berbait dengan Abu Bakar al-Baghdadi,” begitu kata Kabag Penum Humas Mabes Polri Kombes Asep Adi Saputra, saat konfrensi pers di Mabes Polri, Senin (10/6).

Asep mengatakan, proses baiat ketiga tersangka terorisme tersebut dilakukan lewat pernyataan di media sosial. Ia menerangkan, AA dan S ditangkap di dua kota terpisah. Tetapi Densus 88 menangkap keduanya pada hari yang sama.

S ditangkap di Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), menyusul AA diringkus di Lampung, pada Ahad (9/6). Sedangkan RA setelah upaya bom bunuh diri yang gagal, saat ini dalam perawatan intensif akibat luka-luka dan masih dinyatakan hidup.

Penangkapan AA dan S, sebetulnya berawal dari pengakuan RA. RA adalah pelaku bom bunuh di pos pemantauan polisi di Kutoharjo, Jateng pada 3 Juni lalu.

Aksi bom bunuh diri tersebut terbilang gagal karena tak menelan korban jiwa. RA kini dalam pengawasan ketat Densus 88 di rumah sakit.

Menurut Asep, setelah upaya bom bunuh diri RA gagal, ia tak mengakui aksinya tanpa melibatkan orang lain. Namun dalam penyidikan lanjutan, RA mengakui adanya keterlibatan orang lain.

Lebih lanjut Asep menutrukan, RA, dan AA, serta S sama-sama berasal dari Sukoharjo. Ketiganya terhubung antara eksekutor dan pengawas aksi terorimse. RA sebagai eskutor, sedangkan AA dan S merupakan pengawas aksi bom bunuh diri.

“Mengetahui aksi RA gagal, AA melarikan diri ke Lampung. Dan S berada di Sukoharjo,” ujar Asep.

Asep menerangkan, meskipun ketiga tersangka tersebut simpatian ISIS dan berbait kepada Abu Bakar al-Baghdadi. Namun ketiga bukan bagian dari jaringan terorisme yang selama ini menjadi incaran Densus 88.

Menurut Asep, analisis sementara Tim anti terorisme Mabes Polri, ketiga tersangka tersebut bukan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang selama ini, pun diidentifikasi Densus 88 sebagai kelompok terorisme domestik yang berbait dengan ISIS.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement