Selasa 11 Jun 2019 11:41 WIB

Bangladesh Berencana Beli Alat Pemantau Hilal

Rencana ini guna menghindari perdebatan mengenai penentuan Ramadhan dan Syawal.

Rep: Umi Nur Fadillah/ Red: Agung Sasongko
Muslim Bangladesh
Foto: Courtesy Onislam.net
Muslim Bangladesh

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA — Bangladesh berencana membeli alat pemantau bulan baru (hilal) untuk menentukan Idul Fitri tahun berikutnya. Bangladesh mengalami perdebatan dalam penentuan awal Syawal tahun ini.

Seperti dilansir di Dhaka Tribune pada Selasa (11/6), Kementerian Agama Bangladesh mengambil keputusan, setelah adanya perdebatan tentang awal bulan Syawal 1440H. “Kementerian akan membeli mesin-mesin modern, seperti yang digunakan di Arab Saudi, untuk melihat bulan dalam beberapa hari mendatang,” kata anggota parlemen Dhaka 16, Elias Uddin Mollah.

Elias yang merupakan anggota komite tetap untuk pelayanan urusan agama, mengungkapkan keputusan itu diambil setelah pertemuan komite di parlemen pada Senin (10/6).

"Sebagai negara Islam, tidak akan ada insiden yang dapat membingungkan orang lagi. Saya mengusulkan pertemuan panitia untuk membeli mesin-mesin modern dan sekretaris kementerian meyakinkan kami akan mempertimbangkannya,” ujar dia.

Setelah dibeli, mesin pemantau bulan itu akan dipasang di suatu tempat di Dhaka, atau tempat yang cocok, sehingga anggota komite juga dapat melihat bulan baru tersebut. Tahun ini, Menteri Negara untuk Urusan Agama, Sheikh Mohammad Abdullah mengatakan bulan sabit baru tidak terlihat di Bangladesh pada 4 Juni. Karena itu, dia memutuskan Idul Fitri jatuh pada 6 Juni. Kemudian, sekitar pukul 11 pagi, dia mengatakan Idul Fitri akan dirayakan pada 5 Juni saat bulan terlihat.

Sumber-sumber pertemuan mengatakan beberapa anggota komite mengajukan pertanyaan ihwal alasan perubahan kondisi tersebut. Namun, Abdullah tidak hadir dalam pertemuan itu. Menanggapi permintaan membeli mesin pemantau bulan, sekretaris Kementerian Agama, Md. Anisur Rahman mengatakan pemerintah akan membeli mesin itu.

Di Bangladesh, komite pengamatan bulan yang berada di bawah Yayasan Islam, bertanggung jawab memutuskan penetapan Idul Fitri. Biasanya, panitia mengadakan pertemuan pada hari ke-29 Ramadhan. Kemudian, pernyataan penetapan Idul Fitri akan dilakukan pada hari berikutnya, jika bulan terlihat di negara itu pada hari yang sama. Jika bulan tidak terlihat pada hari itu, maka Idul Fitri dirayakan setelah akhir hari ke-30 Ramadhan.

Komite penglihatan bulan biasanya mengambil informasi dari sub-komite di setiap distrik di Bangladesh. Komite Penerangan Bulan Nasional berkomunikasi dengan Departemen Meteorologi Bangladesh yang memiliki 78 stasiun di seluruh negara, jika cuaca buruk. Jika bulan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, Departemen Meteorologi Bangladesh membantu mengkonfirmasi penampakan bulan menggunakan teleskop.

Pertemuan itu juga membahas tentang penyelenggaraan haji tahun ini. Kementerian Agama dan komite berkomitmen menyelesaikan berbagai masalah, termasuk krisis di kamp haji, jadwal penerbangan haji, serta mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah lain di Arab Saudi. Panitia juga memberikan instruksi agar calon jamaah haji membaca buku peraturan haji, Khutba ihwal konsekuensi membawa narkoba dan Yaba, serta tentang militansi.

“Imigrasi untuk jamaah haji sekarang akan dilakukan di Dhaka. Juga, kami telah meminta kementerian untuk merawat calon jamaah haji agar dapat melakukan haji tanpa kesulitan,” kata Elias.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement