REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Sejak Kamis (6/6), beberapa kawasan padat penduduk terendam banjir akibat curah hujan yang cukup tinggi. Berdasarkan pemantauan tim Masyarakat Relawan Indonesia Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT) Kalimantan Timur (Kaltim), ketinggian air telah mencapai 25 sentimeter hingga satu meter atau rata-rata setinggi sepinggang orang dewasa.
Merespons cepat, MRI-ACT Kaltim segera berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan dinas terkait untuk memantau debit air di pintu bendungan Benanga secara berkala serta mengunjungi pemukiman yang terkena dampak untuk mengevakuasi warga. Sebagian warga ada yang dievakuasi ke rumah sanak saudaranya di wilayah bebas banjir ataupun ke posko darurat dan ada pula yang masih bertahan di rumahnya.
MRI-ACT Kaltim membantu korban banjir di Samarinda.
Hingga kini tim MRI-ACT Kaltim masih terus memantau dan mendampingi para warga terdampak banjir untuk kemudian mendistribusikan bantuan sesuai kebutuhan mendesak di lokasi. Adapun kebutuhan mendesak menurut Ketua MRI Kaltim, Nuraini, yang hingga kini masih berjaga di lokasi adalah kebutuhan dasar.
“Target kami mendirikan Dapur Umum untuk asupan pangan yg konsisten bagi para korban terdampak banjir," ujarnya seperti dalam siaran pers.
Tak hanya itu, tim ACT Kaltim pun juga turut menyalurkan bantuan berupa pakaian bagi para pengungsi. “InsyaaAllah, dapur umum dan makanan siap santap bagi para pengungsi tengah disiapkan dan akan segera kami distribusikan. Sejauh ini yg masih menjadi kebutuhan mendesak yakni logistik dan makanan," ungkap Muhammad Iqbal selaku program ACT Kaltim.