Selasa 11 Jun 2019 14:39 WIB

Akademisi Saudi Ciptakan Mushaf Alquran Braille Digital

Mushaf Alquran braille digital ini diciptakan untuk membantu tunanetra.

Rep: Kiki Sakinah/ Fuji Eka Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Penerima manfaat Rumah Pelayanan Sosial Disabilitas Sensorik Netra Bhakti Candrasa bertadarus menggunakan Alquran braille di masjid setempat, Solo, Jawa Tengah, Selasa (7/5/2019).
Foto: Antara/Maulana Surya
Penerima manfaat Rumah Pelayanan Sosial Disabilitas Sensorik Netra Bhakti Candrasa bertadarus menggunakan Alquran braille di masjid setempat, Solo, Jawa Tengah, Selasa (7/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Tunanetra menghadapi banyak tantangan dalam kehidupan mereka, termasuk dalam hal membaca Alquran. Namun dengan bantuan teknologi, seorang Saudi bernama Meshal al-Harasani berupaya menciptakan mushaf digital bagi tunanetra guna memfasilitasi pembacaan Alquran.   

Penemu berusia 30 tahun itu merupakan seorang penasihat di Universitas King Abdul Aziz. Dia telah bertanggung jawab atas lebih dari 50 penemuan di berbagai bidang kemanusiaan dan sosial. Kini, mushaf digital yang ditemukannya merupakan ide yang terbaru dari serangkaian kreasi cerdas yang telah dibuatnya sejak dia berusia 13 tahun.  

Baca Juga

Al-Harasani mengatakan, mushaf digital itu berupa papan elektronik dengan 28 karakter dan setiap karakter memiliki enam huruf braille. Sedangkan halaman papan berisi 28 baris.  

"Tunanetra dapat membaca Alquran dengan mudah dan menavigasi halaman dengan mudah karena seluruh Alqur'an terdaftar di papan tulis," kata Al-Harasani kepada Arab News, dilansir Selasa (11/6).  

Dia menjelaskan, mushaf digital akan memudahkan proses membaca Alquran bagi tunanetra dibandingkan dengan versi normal Alquran dalam huruf braille. 

Menurutnya, tunanetra biasanya membaca Alquran dalam huruf braille dalam enam volume besar. Sehingga, menyulitkan mereka dalam mencari halaman, bagian atau surat. Mereka juga dinilai kesulitan untuk membawa dan menyimpannya lantaran ukuran dari Alquran braille.  

Al-Harasani terinspirasi untuk membuat mus'haf digital ketika dia mengunjungi Kompleks Raja Fahd untuk Mencetak Alquran di Madinah. Saat itu, dia berpartisipasi dalam seminar pengajaran Alqur'an bagi mereka yang berkebutuhan khusus.  

"Saya meneliti tentang bacaan Alquran untuk mereka yang berkebutuhan khusus, terutama bagi tunanetra. Dan dari sana, muncul ide untuk membuat mus'haf digital bagi para tunanetra," ujarnya.

Penemuannya masih dikembangkan dan diharapkan akan diluncurkan dalam satu tahun. Sejauh ini, dia mengatakan papan elektronik tersebut berisi 28 karakter dan 28 baris untuk menyerap jumlah karakter yang sama seperti halaman-halaman lembaran Alquran dalam huruf braille.   

"Idenya sekarang dalam tahap pengembangan. Tim saya dan saya sedang berupaya mengejar pekerjaan itu selangkah demi selangkah dan sesegera mungkin," katanya. 

Al-Harasani mengatakan, bahwa bagian dari tim yang bekerja dengan dia adalah orang-orang tunanetra. Sebelumnya, dia juga telah menciptakan penemuan di antaranya ponsel untuk tunanetra, mata uang tunanetra dan kursi penumpang untuk mengakomodasi mereka yang berkebutuhan khusus di pesawat terbang.  

"Saya bekerja dengan sekelompok orang terkemuka, termasuk orang-orang tunanetra, dan inilah yang mendorong saya untuk bekerja lebih keras, ketika saya melihat rasa takjub dan kebahagiaan di wajah mereka saat melakukan pekerjaan terhormat ini," tambahnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement