Selasa 11 Jun 2019 18:45 WIB

Pembangunan Sekolah Indonesia-Palestina Masuki Tahap Kedua

Pembangunan tahap kedua dilakukan setelah Lebaran.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Dwi Murdaningsih
 Seorang guru Palestina mengajar di sebuah sekolah di Khan al-Ahmar, Tepi Barat, pada Ahad (2/9).
Foto: AP/Majdi Mohammed
Seorang guru Palestina mengajar di sebuah sekolah di Khan al-Ahmar, Tepi Barat, pada Ahad (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan Sekolah Indonesia-Palestina yang diinisiasi Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, PKPU Human Initiative, dan Laznas Nurul Hayat memasuki tahap kedua. Targetnya sekolah tersebut sudah bisa digunakan anak-anak Palestina pada akhir Juli atau awal Agustus 2019.

Vice President Communication PKPU Human Initiative Romi Ardiansyah mengatakan, ada empat tahap pembangunan Sekolah Indonesia-Palestina di Ras Al Amood, Yerusalem, Palestina. Pada tahap pertama pembangunan fokus membebaskan serta membeli lahan dan bangunan untuk sekolah.

Baca Juga

"Pada tahap kedua kita memulai renovasi untuk memastikan sekolah tersebut memenuhi standar sekolah di Palestina, kita juga ingin sekolah tersebut bisa menjadi tempat belajar untuk anak-anak disabilitas di Palestina," kata Romi kepada Republika.co.id, Selasa (11/6).

Ia menyampaikan, pembangunan tahapan kedua rencananya baru akan dimulai setelah Lebaran. Pada pembangunan pertama, hanya membebaskan dan membeli lahan serta bangunan yang akan dijadikan sekolah. Bangunan yang sudah ada tersebut akan direnovasi untuk dijadikan Sekolah Indonesia-Palestina.

"Kita berharap mudah-mudahan bulan Juli sekolah Indonesia Palestina sudah bisa digunakan secara terbatas meskipun nanti mungkin ada keterbatasan," ujarnya.

Romi menjelaskan, pada pembangunan tahap ketiga pihaknya akan menyediakan barang-barang untuk operasional sekolah sehari-hari. Kemudian pembangunan tahap keempat adalah perawatan sekolah secara berkala.

Ia menyampaikan, mudah-mudahan bulan depan akan bisa memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia tentang perkembangan proses pembangunan tahap kedua tersebut. Targetnya pada akhir Juli atau awal Agustus tepat pada tahun ajaran baru di Palestina, sekolah tersebut sudah bisa digunakan

"Meski fasilitas sekolahnya belum lengkap tapi kita berharap pada tahun ajaran baru tahun ini sekolah sudah bisa digunakan, nanti pembangunan tahap ketiga dan keempat berjalan secara bertahap," ujarnya.

Romi juga menyampaikan bahwa pihaknya terbuka bagi lembaga dan komunitas mana saja yang ingin berpartisipasi membantu membangun Sekolah Indonesia-Palestina. Masyarakat Indonesia juga diajak untuk bersama-sama membantu pembangunan sekolah tersebut. Supaya ke depannya bisa membangun sekolah-sekolah lain di Palestina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement