REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- PSSI belum menilai penting untuk menaturalisasi pesepak bola putri berdarah Indonesia yang berada di negara lain. Anggota Eksekutif (Exco) PSSI Papat Yunisal, PSSI masih mempercayai pemain yang ada saat ini.
"Saat ini kita masih memberikan kesempatan kepada para pemain lokal kita. Karena belum merasa terlalu penting untuk menaturalisasikan pemain berdarah Indonesia di luar negeri," kata Papat di Kupang, NTT, Selasa (11/6).
Ini disampaikannya berkaitan dengan banyaknya harapan dari para pecinta sepak bola putri Indonesia agar PSSI menaturalisasi beberapa pemain berdarah Indonesia yang bermain bagus di luar negeri.
Ia menambahkan bahwa saat ini di timnas putri Indonesia ada beberapa pemain yang salah satu orang tuanya dari luar negeri. Namun karena sudah berkewarganegaraan Indonesia jadi tidak perlu dinaturalisasikan lagi.
Namun lanjut dia, PSSI akan melihat lagi ke depannya. Jika sudah sangat diperlukan maka proses naturalisasi akan dilakukan.
"Kita lihat nanti setelah turnamen Liga I Putri Indonesia yang akan dilaksanakan pada September mendatang," tutur dia.
Menurut dia jika memang diperlukan maka akan kembali dilihat bagaimana kerja samanya serta bagaimana statuta yang berlaku untuk naturalisasi tersebut. Papat tak ingin terlalu membesar-besarkan masalah naturalisasi, karena menilai masih banyak pemain berbakat dari Indonesia yang belum direkrut.
Sementara itu asisten pelatih timnas putri Indonesia Yopi Riwoe mengatakan, keputusan naturalisasi pemain kembali lagi kepada federasi.
"Selain itu juga kembali lagi kepada pemain yang ingin dinaturalisasikan, Jika pemain itu mau ya oke-oke saja tetapi harus sesuai dengan regulasi," kata dia.
Tim pelatih, kata dia, saat ini tak memiliki daftar pemain berdarah Indonesia yang bermain di luar negeri. Sebab ia masih fokus mengembangkan kemampuan para pemain lokal Indonesia.