Selasa 11 Jun 2019 19:17 WIB

Nelayan Kebumen tak Melaut Akibat Gelombang Tinggi

Gelombang pasang membahayakan nelayan yang berperahu kecil.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nur Aini
Nelayan beraktivitas di antara perahu-perahu yang ditambatkan di Pantai Menganti, Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (26/7).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Nelayan beraktivitas di antara perahu-perahu yang ditambatkan di Pantai Menganti, Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Sejak dua hari terakhir, nelayan di Kabupaten Kebumen memilih untuk tidak melaut. Hal itu menyusul gelombang pasang yang terjadi di laut selatan.

''Gelombang laut sangat besar. Bahkan di kawasan pantai, terjadi gelombang pasang hingga melewati batas bibir pantai,'' jelas Komandan SAR Nelayan ‘Lawet Perkasa’ Kebumen, Bejo Priyono, Selasa (11/6).

Baca Juga

Menurutnya, kondisi gelombang saat ini sangat membahayakan bila nelayan yang kebanyakan menggunakan perahu kecil, nekad untuk melaut. 

Bahkan dia menyebutkan, gelombang pasang yang menyisir lokasi penambatan perahu nelayan, telah menjangkau wilayah tambatan perahu yang paling menjorok ke darat. Namun menurutnya, sejauh ini tidak dilaporkan adanya perahu nelayan yang rusak akibat gelombang pasang.

Kepala Pelaksana BPBD Kebumen, Eko Widianto, menyebutkan gelombang pasang terjadi sejak Ahad (9/6) lalu. Hingga saat ini, ombak laut yang menghantam pantai tergolong cukup besar. Bahkan ombak besar itu diikuti gelombang pasang yang menjangkai beberapa meter wilayah daratan.

Untuk itu dia menyatakan, BPBD telah mengeluarkan edaran yang meminta masyarakat di kawasan pesisir untuk lebih waspada, termasuk pada para wisatawan yang berkunjung ke wilayah pantai Kebumen. ''Dengan kondisi laut saat ini, wisatawan jangan sampai nekad bermain air, apalagi berenang,'' katanya.

Dari pantauan BPBD Kebumen Selasa (11/6), gelombang pasang laut selatan terpantai terjadi di Pantai Setrojenar Kecamatan Buluspesantren, Pantai Ambal Kecamatan Ambal, dan Pantai Ciriwik/Suwuk Kecamatan Puring. 

Di lokasi pantai yang menjadi obyek wisata tersebut, gelombang pasang laut selatan merangsek hingga sejauh 20-50 meter dari bibir pantai. Gelombang pasang tersebut, telah menyebabkan sejumlah warung semi permanen dan nonpermanen yang ada sekitar pantai mengalami kerusakan.

''Beberapa pedagang di lokasi wisata tersebut sudah menyelematkan semua perkakas yang mereka miliki. Bahkan ada beberapa yang memindahkan warungnya agak menjauhi pantai,'' katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement