REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan membuat platform yang menghubungkan ekosistem bisnis industri fashion tahun ini. Platform tersebut terdiri dari suplier bahan baku, desainer, penjahit, dan industri dalam konsep yang dinamakan Fitting Room.
Fitting Room nantinya dapat mengintegrasikan supply chain industri fashion. Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kimia, Sandang, Kerajinan dan Industri Aneka, Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian E. Ratna Utarianingrum mengatakan, pembuatan platform tersebut akan memberikan kemudahan kepada konsumen dalam membeli produk fashion yang sesuai dengan ukuran tubuh tanpa harus mendatangi penjahit.
“Jadi bisa lebih praktis,” kata Ratna dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (11/6).
Ratna mengungkapkan, proyek percontohan tersebut bakal diuji coba dahulu kepada IKM fashion di Jawa Barat. Dia berharap IKM fashion di kota lainnya juga dapat mengimplementasikan industri 4.0 sebab sektor ini diklaim sedang mengalami pertumbuhan positif setiap tahunnya.
Berdasarkan catatan Kemenperin, Indonesia berhasil mengekspor produk fashion hingga 14,29 miliar dolar AS pada tahun 2018 atau meningkat 7,75 persen dari tahun 2017 yang hanya mencapai 13,29 miliar dolar AS.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, industri tekstil dan produk tesktil (TPT) dalam negeri mampu kompetitif di kancah global karena telah memiliki daya saing tinggi. Hal ini didorong lantaran struktur industrinya sudah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya juga dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional.
Dengan pertumbuhan ekonomi dan pergeseran permintaan dari pakaian sehari-hari (basic clothing) menjadi pakaian fungsional seperti baju olahraga, kata dia, industri TPT nasional pun perlu membangun kemampuan produksi dan meningkatkan skala ekonomi agar dapat memenuhi permintaan di pasar domestik maupun ekspor.
“Peningkatan skala ekonomi harus ditopang produksinya,” kata Airlangga.
Sementara itu, Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih menyampaikan, pemerintah menyadari produk IKM Indonesia memiliki pasar yang terus meningkat. Oleh karena itu, menurut dia, para penggiat IKM termasuk sektor fashion menjadi salah satu tombak ekonomi kerakyatan yang tahan terhadap krisis ekonomi global.
Gati menambahkan, guna meningkatkan akses pasar bagi pelaku IKM, Kemenperin memiliki program e-Smart IKM yang menjalin kerja sama dengan beberapa marketplace. Melalui program e-Smart ini, kata Gati, produk IKM didorong untuk memasuki pasar online sehingga memiliki jangkauan pasar yang lebih luas karena dapat diakses oleh konsumen dari berbagai daerah.