Rabu 12 Jun 2019 10:53 WIB

Trump Bantah Gunakan Informan CIA Mata-matai Kim Jong-Un

Wall Street Journal melaporkan Kim Jong-nam merupakan informan intelijen CIA.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membantah menggunakan informan CIA untuk memata-matai Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Trump berbicara sehari setelah Wall Street Journal melaporkan saudara seayah Kim, yakni Kim Jong-nam merupakan informan intelijen CIA. Kim Jong-nam meninggal dunia karena dibunuh di bandara di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2017.

"Hal itu tidak akan terjadi di bawah naugan saya, itu pasti. Saya tidak akan membiarkan itu terjadi di bawah naungan saya," ujar Trump kepada wartawan, Rabu (12/6).

Baca Juga

Hingga berita ini diturunkan, CIA tidak memberikan komentar terkait hal tersebut. Pasukan keamanan Korut sebagian besar tertutup dari dunia luar. Mereka dianggap sebagai "target keras" oleh komunitas intelijen AS karena sulit merekrut agen dari Korut. Di sisi lain, apabila intelijen AS merekrut agen dari Korut, maka dapat mengancam keamanan regional dan AS.

"Presiden harus memahami untuk menjaga keamanan negara, CIA perlu dapat melakukan tugasnya mengumpulkan dan menganalisis intelijen yang akan mendukung berbagai kebijakan dan inisiatif diplomatik, militer, dan ekonomi," ujar mantan pejabat senior intelijen AS yang beroperasi di Asia Timur, Jung H. Pak.