REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Timah pada tahun ini mentargetkan akan menyelesaikan pembentukan anak usaha patungan atau joint venture (JV) untuk mengurusi proses eksplorasi cadangan di Nigeria. Direktur Utama Timah Riza Pahlevi menargetkan tahun ini proses pembentukan JV bisa selesai.
Riza menjelaskan saat ini perusahaan bersama dengan rekan perusahaannya yang bekerjasama mengelola lahan di Nigeria tersebut masih dalam proses melakukan eksplorasi.
"Progress eksplorasi kan panjang, ya, prosesnya. Doain ajalah biar kami segera bisa menyelesaikan prosesnya," ujar Riza saat ditemui di Kementerian ESDM, Rabu (12/6).
Dalam proses pencarian cadangan baru ini memang perusahaan melakukan banyak penjajakan di beberapa negara. Selain nigeria, perusahaan juga menjajaki potensi cadangan di Myanmar. Dalam menjajaki proses di Nigeria, Timah menggaet Topwide Venture Ltd.
Pencarian cadangan produksi ini memang dilakukan untuk menjaga keseimbangan, pertumbuhan, dan ketahanan perusahaan. Tercatat, saat ini total cadangan aluvial perusahaan sebesar 377.549 ton atau masih bisa bertahan sampai 10 tahun ke depan.
Sebelumnya, Direktur Keuangan Timah, Emil Ermindra menjelaskan perusahaan belum menganggarkan investasi yang terlalu besar. Anggaran yang sudah tersedia baru Rp 80 miliar.
“Itu untuk investasi smelter dan kebutuhan modal kerja perolehan bijih timahnya dengan membeli dari tambang yang sudah ada,” ujar Emil.