Rabu 12 Jun 2019 15:55 WIB

Mualem Minta Maaf Soal Referendum karena Sadari Kesalahannya

Soal referendum juga ada referensinya.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Umum Partai Aceh (PA) Muzakir Manaf
Foto: Antara/Rahmad
Ketua Umum Partai Aceh (PA) Muzakir Manaf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR DI Andreas Hugo Pareira merespons permintaan maaf eks Panglima GAM Muzakir Manaf alias Mualem yang belakangan menyerukan isu referendum Aceh. Andreas menilai, Mualem telah sadar atas kesalahannya.

"Ya mungkin karena menyadari kesalahan apa yang beliau ungkapkan, kan tidak ada referensinya juga untuk referendum itu," kata Andreas saat ditemui di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Rabu (12/6).

Baca Juga

Andreas menyatakan, ujaran atau isu referendum yang disampaikan oleh Mualem sedari awal tidak memiliki alasan atau tak memiliki referensi. Alasan politik kekalahan Prabowo-Sandi dan Partai Aceh saat pemilu disebut Andreas juga tak relevan dijadikan alasan referndum.

"Persoalan demokrasi, kalah menang kan biasa, masa mau dianulir. Keputusan sudah ada di dalam proses demokrasi itu, jadi tidak ada alasan untuk referendum," kata Andreas.

Di samping itu, referendum juga tidak dibenarkan dalam dasar hukum Indonesia. Seperti disampaikan Menkopolhukam Wiranto beberapa waktu lalu, Referendum dalam hukum positif di Indonesia sudah tak berlaku lagi, didasarkan pada keputusan TAP MPR nomor 8 tahun 1998 yang mencabut TAP MPR nomor 4 tahun 1993 tentang referendum.

Selain itu berdasarkan Undang-Undang nomor 6 tahun 1999 yang mencabut Undang-Undang nomor 5 tahun 1985 tentang Referendum. “Jadi ruang referendum dalam hukum positif di Indonesia sudah tak ada jadi enggak relevan lagi. Mungkin itu sebatas wacana,” kata Wiranto.

Munculnya referendum yang disuarakan Ketua Partai Aceh sekaligus Pembina Partai Gerindra Aceh Mualem, disebut tak lepas dari keterkaitan dengan politik yang terjadi. Isu referendum berhembus menyusul turunnya jumlah kursi partai Aceh dan kekalahan Prabowo-Sandi.

Namun, pada Rabu (12/6), Mualem kemudian meminta maaf melalui video yang tersebar di media sosial. Dalam video itu Muzakir Manaf memberikan penjelasan mengenai alasannya sempat menyerukan referndum aceh. "Saya lakukan hal tersebut secara spontan kebetulan pada event peringatan haul meninggalnya Tengku Hasan Muhammad Ditiro. Bahwa saya menyadari rakyat Aceh saat ini cinta damai dan pro-NKRI. Saya berharap Aceh ke depan harus lebih maju, membangun provinsi Aceh dalam bingkai NKRI," kata Mualem.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement