Rabu 12 Jun 2019 16:54 WIB

Sanksi kepada Vettel di GP Kanada Diperdebatkan

Manuver Sebastian Vettel di GP Kanada mirip seperti Lewis Hamilton pada 2016.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Israr Itah
Pebalap Ferrari Sebastian Vettel (kiri) tampak bersebelahan dengan pemenang GP Kanada, Lewis Hamilton yang merupakan pebalap Mercedes, di Montreal,  Ahad (9/6).
Foto: AP
Pebalap Ferrari Sebastian Vettel (kiri) tampak bersebelahan dengan pemenang GP Kanada, Lewis Hamilton yang merupakan pebalap Mercedes, di Montreal, Ahad (9/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Pembalap Formula Satu (F1) asal Australia, Daniel Ricciardo, menilai manuver Sebastian Vettel di GP Kanada mirip seperti Lewis Hamilton pada 2016. Bedanya, Vettel mendapatkan hukuman penalti sementara Hamilton tidak.

Ricciardo mengaku mengalami peristiwa yang mirip pada 2016 di Monte Carlo. Saat itu, Hamilton nyaris membuatnya terdorong ke dinding setelah kembali ke lintasan usai terdorong keluar. Namun waktu itu, Hamilton tak mendapatkan penalti. Itulah sebabnya Ricciardo mendukung Vettel mengajukan banding.

Baca Juga

Pada GP Kanada, Ahad (9/6), Vettel mendapatkan hukuman tambahan lima detik karena masuk kembali ke trek yang membahayakan pembalap lain, yakni Hamilton. Akibatnya, meski finis di urutan pertama, Vettel gagal juara karena terkena penalti lima detik. Gelar pun direnggut Hamilton yang finis di urutan kedua.

Kepala tim Ferrari, Mattia Binotto mengatakan saat ini sedang melakukan banding atas hukuman kontroversialnya tersebut. Binotto mempertanyakan keputusan tersebut sehingga Vettel gagal meraih gelar pertamanya musim ini.

"Saya tidak berpikir dia bisa melakukan sesuatu secara berbeda. Itulah sebabnya kami telah memutuskan untuk mengajukan banding," ujar Binotto dikutip dari The Age, Rabu (12/6).

Saat ini, terjadi kontroversi mengenai sanksi yang dijatuhkan kepada Vettel. Mantan pembalap F1, Jolyon Palmer menilai sanksi yang dijatuhkan kepada Vettel sudah tepat.

"Dengan surat hukum itu, Vettel bersalah. Jika dia dipaksa lari ke Hamilton, itu tidak aman. Jika tidak, maka dia sengaja melakukannya dan itu tidak adil dan pantas mendapatkan penalti," kata Palmer. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement