REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Pembalap Formula Satu (F1) asal Australia, Daniel Ricciardo, menilai manuver Sebastian Vettel di GP Kanada mirip seperti Lewis Hamilton pada 2016. Bedanya, Vettel mendapatkan hukuman penalti sementara Hamilton tidak.
Ricciardo mengaku mengalami peristiwa yang mirip pada 2016 di Monte Carlo. Saat itu, Hamilton nyaris membuatnya terdorong ke dinding setelah kembali ke lintasan usai terdorong keluar. Namun waktu itu, Hamilton tak mendapatkan penalti. Itulah sebabnya Ricciardo mendukung Vettel mengajukan banding.
Pada GP Kanada, Ahad (9/6), Vettel mendapatkan hukuman tambahan lima detik karena masuk kembali ke trek yang membahayakan pembalap lain, yakni Hamilton. Akibatnya, meski finis di urutan pertama, Vettel gagal juara karena terkena penalti lima detik. Gelar pun direnggut Hamilton yang finis di urutan kedua.
Kepala tim Ferrari, Mattia Binotto mengatakan saat ini sedang melakukan banding atas hukuman kontroversialnya tersebut. Binotto mempertanyakan keputusan tersebut sehingga Vettel gagal meraih gelar pertamanya musim ini.
"Saya tidak berpikir dia bisa melakukan sesuatu secara berbeda. Itulah sebabnya kami telah memutuskan untuk mengajukan banding," ujar Binotto dikutip dari The Age, Rabu (12/6).
Saat ini, terjadi kontroversi mengenai sanksi yang dijatuhkan kepada Vettel. Mantan pembalap F1, Jolyon Palmer menilai sanksi yang dijatuhkan kepada Vettel sudah tepat.
"Dengan surat hukum itu, Vettel bersalah. Jika dia dipaksa lari ke Hamilton, itu tidak aman. Jika tidak, maka dia sengaja melakukannya dan itu tidak adil dan pantas mendapatkan penalti," kata Palmer.