Kamis 13 Jun 2019 01:49 WIB

Atlet Wushu Fokus Piala Presiden dan Kualifikasi PON

Para atlet wushu akan dipulangkan untuk membela daerah asalnya masing-masing.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Israr Itah
Atlet Wushu Dyfia Maghfira memperagakan jurus pada nomor Qiangshu B Putri saat 1st Bali International Kungfu Championships (BIKC) di Nusa Dua, Bali, Kamis (20/12/2018).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Atlet Wushu Dyfia Maghfira memperagakan jurus pada nomor Qiangshu B Putri saat 1st Bali International Kungfu Championships (BIKC) di Nusa Dua, Bali, Kamis (20/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) menggunakan waktu libur Idul Fitri dengan efisien. Tak memakan waktu lama, para atlet saat ini sudah mulai berlatih jelang beberapa ajang yang sudah menunggu. 

"Sudah (latihan lagi), mereka yang non-muslim hanya libur sehari dan yang muslim libur lima hari," kata Sekretaris Jenderal PB WI, Ngatino kepada Republika.co.id, Rabu (12/6).

Baca Juga

Ia menyampaikan, para atlet akan langsung dihadapkan dengan rangkaian kejuaraan tingkat nasional pada bulan ini, yaitu Piala Presiden dan kualifikasi PON. Alhasil, para atlet wushu akan dipulangkan untuk membela daerah asalnya masing-masing.

"Tanggal 16 (Juni) semua atlet dikembalikan ke daerah asal untuk  mengikuti kejurnas Piala Presiden RI, dan babak kualifikasi PON di Bangka Belitung tanggal 20 sampai dengan 29 Juni," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Imam Nahrawi meminta para atlet dan pelatih untuk langsung bersiap-siap setelah menjalani liburan Idul Fitri.  Menurutnya, pemusatan latihan nasional (pelatnas) jelang SEA Games 2019 di Filipina, November,  perlu lekas ditingkatkan.

"Selepas Ramadhan saya kira pelatnas sudah harus berlangsung, seluruh cabang olahraga sudah mendapat dukungan dari pemerintah, termasuk juga (pelatnas Asean) Paragames yang di Solo," kata Imam di kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (11/6). 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement