Kamis 13 Jun 2019 05:55 WIB

Pembunuh Tiga Muslim AS pada 2015 Mengaku Bersalah

Jaksa berupaya menuntut pembunuh tiga mahasiswa Muslim AS dengan hukuman mati.

Rep: Febryan A./ Red: Ani Nursalikah
 Seorang wanita meletakkan bunga dekat tempat tinggal tiga mahasiswa muslim yang menjadi korban penembakan di komplek Universitas North Carolina, Chapel Hill. (REUTERS/Chris Keane)
Seorang wanita meletakkan bunga dekat tempat tinggal tiga mahasiswa muslim yang menjadi korban penembakan di komplek Universitas North Carolina, Chapel Hill. (REUTERS/Chris Keane)

REPUBLIKA.CO.ID, NORTH CAROLINA -- Warga Chapel Hill, Carolina Utara, Craig Stephen Hicks (50 tahun) akhirnya mengakui perbuatannya dalam tragedi memilukan pada 2015. Ia mengakui aksi brutalnya menembak tiga orang mahasiswa Muslim yang merupakan tetangga apartemennya.

Craigh Hicks mengakui tindakan kejinya itu dalam persidangan tingkat pertama di ruang sidang Durham, Carolina Utara, Rabu (12/6) waktu setempat. Dalam sidang yang dihadiri puluhan keluarga dan sahabat para korban, Hicks mengakui kesalahan yang ia perbuat lebih dari empat tahun yang lalu itu.

Baca Juga

"Saya ingin mengaku bersalah sejak hari pertama," kata Hicks kepada Hakim Pengadilan Tinggi, Orlando Hudson, dilansir Aljazirah, Rabu (12/6).

Persidangan kasus ini dimulai kembali usai jaksa baru di wilayah setempat ingin menyelesaikan kasus-kasus lama. Jaksa baru ini berharap bisa menyelesaikan kasus ini dengan berupaya menuntut Hicks dengan hukuman mati.

Pada 2015 atau ketika Hicks berumur 46 tahun, ia melakukan pembunuhan terhadap tiga orang tetangganya sekaligus, yakni Deah Shaddy Barakat (23 tahun), istrinya Yusor Abu-Salha (21), dan saudari Deah, Razan Abu-Salha (19). Deah ditembak beberapa kali saat berada di lorong pintu masuk rumahnya. Sedangkan istri dan adik iparnya ditembak dari jarak dekat di bagian kepala secara berulang-berulang.

photo
Foto tiga mahasiswa muslim yang menjadi korban penembakan diletakkan dalam sebuah ruangan di Universitas North Carolina, Chapel Hill. (REUTERS/Chris Keane)

Polisi mengatakan aski Hicks itu dipicu perebutan tempat parkir di apartemen mereka. Sedangkan keluarga korban mengatakan, tindakan keji Hicks karena ia adalah seorang anti-Muslim.

Ayah korban, Mohammad Abu-Salha yang seorang psikiater, memberikan kesaksian di depan sidang kongres. Menurut dia, aksi itu merupakan sebuah kejahatan rasial. Sebelum aksi itu dilakukan, kata dia, Hicks pernah menyatakan kebencian tentang anak perempuanya lantaran menggunakan jilab.

"Tiga pemuda Amerika yang baik telah dibunuh secara brutal dan tiada keraguan kami untuk mengatakan aksi ini lahir dari kefanatikan dan kebencian," kata Abu-Salha ketika bersaksi di depan Komite Kehakiman Kongres.

Abu-Salha berujar, kepedihan semakin terasa olehnya karena ia sebagai dokter, membaca sendiri laporan dan perincian kematian anaknya. "Semua itu membakar ingatanku," ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement