Kamis 13 Jun 2019 10:45 WIB

Sebelum Bertemu Trump, Moon Jae-In Ingin Temui Kim Jong-Un

Sebelum bertemu Trump akhir Juni, Moon Jae-in ingin temui Kim Jong- un

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengangkat tangan mereka setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).
Foto: Korea Summit Press Pool via AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengangkat tangan mereka setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan ingin bertemu terlebih dahulu dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Secara khusus keinginannya itu hendak dilakukan sebelum Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan kunjungan ke Seoul pada akhir bulan ini.

“Jika memungkinkan, saya ingin bertemu dengan Kim Jong-un,” ujar Moon Jae-in dalam sebuah sesi tanya jawab setelah konferensi Forum Oslo di Universitas Oslo, Norwergia pada Rabu (12/6).

Baca Juga

Dikutip dari Reuters, Moon Jae-in mengatakan ia selalu siap untuk bertemu Kim Jong-un. Namun, ia menuturkan bahwa waktu pasti dalam pertemuan itu dapat ditentukan oleh pemimpin negara terisolasi itu.

Trump bersama dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dijadwalkan untuk berkunjung ke Jepang dan Korsel pada akhir Juni. Menurut laporkan Departemen Luar Negeri AS, kunjungan ini dilakukan salah satunya untuk membahas denuklirisasi Semenanjung Korea.

Dalam sebuah pernyataan lebih lanjut, Moon Jae-in juga mengatakan agar Trump dan Kim Jong-un dapat melakukan pertemuan dalam waktu dekat. Tujuannya agar dapat mempertahankan dialog menuju perdamaian Semenanjung Korea.

Negosiasi menuju denuklirisasi antara AS dan Korut telah terhenti sejak pertemuan puncak kedua pemimpin negara itu pada Februari lalu di Hanoi membuahkan kegagalan. Dalam pertemuan itu, tak ada kesepakatan yang dicapai AS dan Korut.

Kim Jong-un menyalahkan tidak tercapainya hal itu karena tuntutan sepihak Negeri Paman Sam. Sementara, tuntutan Korut yaitu agar dikuranginya sanksi internasional terhadap negaranya tak dapat dipenuhi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement