REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kamar Dagang Industri dan Perdagangan (Kadin) Jawa Barat menilai para pelaku usaha di Jabar sudah saatnya melakukan re-engeneering. Kadin Jabar siap menjadikan Jabar sebagai hub komoditas ekspor.
Menurut Ketua Kadin Jabar, Tatan Pria Sudjana, saat ini ada perubahan era dari dunia nyata ke dunia maya. Jadi, semua kegitan sudah bertransformasi. Termasuk, kegiatan usaha yang ada di Jabar.
"Agar usaha kita tak tertinggal, harus mengikuti transformasi. Kadin Jabar pun sudah sepakat dengan Gubernur Jabar, untuk berupaya bagaimana produk unggulan Jabar mampu tembus pasar nasional dan intenasional," ujar Tatan saat memberikan sambutan di acara Rakerda Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Jabar ke XXVII di Hotel Banana Inn, Kamis (13/6).
Menurut Tatan, Kadin Jabar pun telah diminta untuk menjadi pelopor agar Provinsi Jabar bisa menjadi Hub berbagai komoditas ekspor secara nasional. Untuk mewujudkan hal tersebut, Gubernur Jabar akan membangun infrstruktur turunannya agar mampu berkembang.
"Jabar ini harus berupaya, bagaimana agar bisa menjadi hub nasional untuk dunia. Ini perlu company agregator untuk akselerasi," katanya.
Saat ini, kata dia, perekonomian Indonesia terus menurun karena angka impornya terus naik dan ekspornya turun. Agar ekspor meningkat, harus dipikirkan bagaimana membangun produk-produk unggulan untuk menahan produk impor.
Saat ini, kata Tatan, hampir 80 persen usaha yang ada di Jabar adalah mikro kecil. Oleh karena itu, dibutuhkan peran organisasi seperti IWAPI ini. Hal ini agar, bisa membangun step bisnis dari mikro ke kecil. Serta, dari kecil ke menengah untuk menciptakan pengusaha.
Pemberian penghargaan kepada dua anggota Ikatan Wanita pengusaha Indonesia (IWAPI) oleh Ketua umum IWAPI Jawa Barat Masrura Ramidjal (kanan) saat Rakerda XXVII DPD IWAPI Jawa Barat, di Hotel Bananainn, Kota Bandung, Kamis (13/6).
Ketua DPD IWAPI Jabar, Masrura Ramidjal, kegiatan IWAPI Jabar, fokus untuk memberdayakan perempuan yang menjadi pilar ekonomi di Jabar. Bahkan, IWAPI Jabar sempat bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Desa di Jabar untuk membina perempuan yang ada di desa.
Selain itu, kata dia, tahun ini IWAPI Jabar mulai membuat riset yang akan mendata tentang potensi pengusaha perempuan yang ada di Jabar. Penelitian ini, dilakukan bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Targetnya, bulan ini hasil penelitian ini akan di sebar.
"Penelitian ini dilakukan untuk memetakan seberapa besar potensi pengusaha perempuan di Jabar dan UMKM nya. Kita petakan program yang sama di seluruh Indonesia," katanya.
Saat ini, kata dia, jumlah anggota IWAPI Jabar sekitar ribuan. Mayoritas, usahanya di sektor mikro dan menengah. Jenis usahanya, usaha feminim seperti fashion, kuliner, kerajinan dan lainnya.