REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW— Rusia dan Turki menjadi mediator gencatan senjata antara pasukan Pemerintah Suriah dan pemberontak di Provinsi Idlib, Suriah.
Militer Rusia mengatakan, gencatan senjata diberlakukan ke lokasi, yang disebutnya sebagai zona deeskalasi Idlib dan telah mengurangi secara signifikan kekerasan pada Rabu, sebagaimana laporan beberapa kantor berita Rusia yang mengutip militer pada Rabu (12/6).
Mereka tidak menyebutkan berapa lama gencatan senjata tersebut berlangsung. Idlib merupakan benteng terakhir pemberontak.
Menurut Pertahanan Sipil kepada Reuters, penembakan secara intensif terus berlangsung di sejumlah kota di Provinsi Idlib selatan dan Hama utara setelah tengah malam, ketika gencatan senjata seharusnya sudah diberlakukan di lokasi tersebut.
Kekerasan di Provinsi Idlib dan Hama di dekatnya menandai peningkatan bentrokan militer terbesar antara Presiden Bashar al-Assad dan musuh-musuh pemberontak sejak musim panas lalu.
Puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka, yang banyak di antaranya mencari perlindungan ke perbatasan Turki guna menghindari serangan udara yang menelan korban jiwa.