Kamis 13 Jun 2019 19:36 WIB

Datangi Bendung Rentang, Bupati Indramayu Minta Tambahan Air

Bupati Indramayu menyebut sawah di daerahnya bisa terselamatkan dengan tambahan air.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Reiny Dwinanda
Saluran irigasi di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu kering kerontang karena kurang mendapat pasokan air dari Bendung Rentang, Kabupaten Majalengka. (Dok)
Foto: dok. Pribadi ketua KTNA Kandanghaur
Saluran irigasi di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu kering kerontang karena kurang mendapat pasokan air dari Bendung Rentang, Kabupaten Majalengka. (Dok)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Bupati Indramayu Supendi meminta kepada pengelola Bendung Rentang agar menambah atau setidaknya mempertahankan debit air yang sudah ada untuk Kabupaten Indramayu. Hal itu untuk menyelamatkan tanaman padi yang saat ini mengalami kekeringan di sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu.

Permintaan itu disampaikan oleh Supendi dengan mengunjungi secara langsung pengelola Bendung Rentang di Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Kamis (13/6). Bupati datang dengan didampingi kapolres Indramayu, kasdim 0616 Indramayu, serta sejumlah kepala dinas terkait.

Baca Juga

"Saya berharap pasokan air yang ada terus dipertahankan, bahkan jika bisa ditingkatkan ke level aman sehingga air yang terdistribusi ke saluran Cipelang bisa sampai hilir," kata Supendi.

Supendi mengungkapkan, pihaknya berkomitmen untuk menyelamatkan areal tanaman padi milik petani yang terancam kekeringan, terutama yang berada di Kecamatan Kandanghaur, Losarang, dan Gabuswetan. Ketiga kecamatan itu merupakan daerah terjauh dari saluran Cipelang sehingga air yang ada belum bisa sampai ke tiga kecamatan tersebut.

Saat ini, Pemkab Indramayu telah mengeluarkan kebijakan ‘37’ untuk gilir giring distribusi air baku di saluran induk Cipelang, terutama pada saluran induk barat untuk musim tanam gadu (MT II) 2019. Kebijakan ‘37’ itu berarti tiga hari untuk BBT 14 ke hulu yang merupakan wilayah PSDA Cikedung dan tujuh hari BBT 14 ke hilir yang merupakan wilayah PSDA Losarang.

"Kami amankan kebijakan ‘37’ itu karena hari ini (Kamis) merupakan hari terakhir dari 3 hari untuk BBT 14 ke hulu yang merupakan wilayah PSDA Cikedung," ujar Supendi.

Mulai Jumat (14/6), seluruh pintu di BBT 14 yang mengarah ke hulu itu akan ditutup. Selanjutnya, air akan digelontorkan ke BBT 14 yang mengarah ke hilir.

"Jika (debit air) tetap stabil, kami optimis air bisa sampai hilir. Air dari Bendung Rentang jangan sampai turun debitnya, bahkan jika bisa terus dinaikan,’’ kata Supendi.

Sementara itu, Kepala Bidang Operasi Pemeliharaan BBWS, Harya Muldiyanto, mengatakan, pasokan air di Bendung Rentang tergantung dari suplai Waduk Jatigede. Namun, pihaknya tetap berusaha semaksimal mungkin agar pasokan air ke Kabupaten Indramayu tetap stabil.

‘’Sumber air di Bendung Rentang berasal dari Waduk Jatigede," ungkap Harya.

Terkait dengan permintaan tambahan debit, Harya mengatakan pihaknya harus melihat terlebih dahulu kebutuhan riil petani yang ada di Kabupaten Indramayu. Dia menjelaskan, tak boleh sembarangan menambah debit air.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian RI, Ali Jamil, merespons positif langkah bupati Indramayu yang turun langsung ke lapangan untuk melihat distribusi air untuk petani. Pihaknya pun sepakat agar tanaman padi bisa diselamatkan agar Kabupaten Indramayu tetap menjadi lumbung padi nasional dan mendukung ketahanan pangan nasional.

"Kalau memang dibutuhkan penambahan debit air, kami dukung BBWS untuk bisa menambahkan debit air ke saluran Cipelang yang ke Indramayu. Pokoknya kita harus selamatkan petani yang sudah menanam padi," kata Ali.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement